Wednesday, December 10, 2014

Makalah : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Makalah : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TUGAS BIOLOGI
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN













 











FKIP MATEMATIKA
UNSWAGATI
2013/2014


KATA PENGNTAR
           

            Alhamdulillah hirobbilalamin,puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimphkan rahmat,taufiq dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah ditentukan.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi tentang pertumbuhan dan perkembangan.
            Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembingbing serta semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini.
            Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna,atas kritik dan saran kami sangat menanti.


Cirebon, November 2013


Penyusun      
           



































Daftar isi

Kata pengantar ...............


















































BAB I

Pendahuluan

A.  Latar belakang
Salah satu ciri makhluk hidup diantaranya adalah tumbuh dan berkembang. semua makhluk hidup, baik hewan maupun umbuhan. Setiap tumbuhan memiliki tahap dan pertumbuhan dan perkembangan yang berbea-beda berkaitan dengan perkembangbiakannya.
Sebagian besar tumbuhan terus mengalami prtumuhan sepanjang hidupnya,yang disebut pertumbuhan tak terbatas. Tumbuhan mampu hidup dalam jangka waktu yang lama,bahkan tumbuh hingga ratusan tahun. Dalam proses pertumbuhan dan perkembanganterjadi proses pembelahan sel,pemanjangan sel, dan diferensiasi sel. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dan sulit untuk dipisahkan.
B.  Rumusan masalah
Dalam rumusan makalah tentang pertumbuhan dan perkembangan, penyusun memakai rumusan sebagai berikut :
1.          Apa pengertian pertumbuhan ?
2.          Apa pengertian perkembangan?
3.          Bagaimana bentuk pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan?
4.          Apa pengertian perkecambahan epigeal?
5.          Apa pengertian perkecambahan hipogel?
6.          Apa pengertian pertumbuhan primer?
7.          Apa pengertian pertumbuhan sekunder?



























Bab II

Isi

A.  Pengertian pertumbuhan dan Perkembangan

Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang berbeda pada semua makhluk, termasuk tanaman. Perkembangan merupakan seuatu proses pendewasaan di mana hal ini tidak dapat diukur (perkembangan kualitatif). Pada sel-sel, sel berkembang sesuai spesialisasi mereka masing-masing (berkembang dan terstruktur sesuai fungsi masing-masing). Berbeda dengan itu, pertumbuhan merupakan sesuatu yang dapat di ukur seperti tinggi, panjang, lebar, dll (Kuantitatif). Pertumbuhan merupakan sesuatu yang irreversible atau tidak dapat dibalik maupun ulang. Pada sel, hal ini dapat dilihat pada pembesaran sel (mitosis).
           Pada sel yang berkembang akan terjadi 3 dalam tahap, yaitu pembelahan sel (cleavage), morfogenesis, dan diferensiasi sel. Pembelahan sel merupakan tahap duplikasi sel menjadi banyak dan menjadi salah satu faktor utama perkembangan. Perkembangan oleh pembelahan sel dimulai sejak zigot (pada manusia) menjadi jaringan embrional hingga menjadi manusia, sedangkan pada tumbuhan, dimulai dari zigot pada bakal biji menjadi kotiledon, akar, dll. Morfogenesis merupakan perkembangan bentuk, seperti biji berkecambah, akar menjadi sistem akar, dan tunas menjadi tunas tumbuhan. Differensiasi sel merukapan proses di mana sel dijadikan memiliki fungsi-fungsi biokimia dan morfologi khusus, seperti embrio yang berkembang dan memiliki struktur dan fungsi khusus saat dewasa.

B.  Bentuk pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
   
1.   Perkecambahan
Proses perkecambahan pada biji terjadi secara bertahap dari proses fisika dan kimia.
Proses perkecambahan secara fisika terjadi ketika biji menyerap air. Proses ini disebut imbibisi. Penyerapan air terjadi akibat pergerakan air dari potensial tinggi (pada lingkungan) ke potensial rendah (pada biji kering).
Proses kimia mulai saat air masuk ke dalam biji dan enzim dalam biji diaktifkan. Dengan masuknya air, biji akan berkembang dan kulitnya pecah. Air ini mengaktifkan embrio untuk mengeluarkan hormon giberelin (GA) yang mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) yang menyebabkan sintesis dan pengeluaran enzim.
Enzim yang dikeluakan ini bekerja dengan menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul yang larut dalam air. Contohnya seperti enzim amylase yang menghidrolisis pati dalam endosperma dan menghasilkan gula. Gula serta zat-zat hasil lainnya kemudian diserap dari endosperma ke kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
Perkecambahan yang terjadi pada tanaman dibedakan menjadi 2, yaitu epigeal dan hipogeal.





a.     Epigeal
Pada perkecambahan secara epigeal, terjadi pembentangan ruas batang di bawah hipokotil (daun lembaga) sehingga hipokotil dan kotiledon terangkat ke atas tanah. Perkecambahan hipokotil dapat ditemukan pada Phaseolus radiates (kacang hijau).

38



b.     Hipogeal
Berbeda dengan epigeal, hipogeal adalah perkecambahan yang terjadi di bawah tanah. Perkecambah dimulai dengan pembentangan ruas batang teratas (epikotil) yang menyebabkan daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah dan hipokotil tetap di dalam tanah. Perkecambahan hipokotil dapat ditemukan pada tanaman Pisum sativum (biji kacang kapri).

38








1.   PERTUMBUHAN PRIMER
Pertumbuhan primer menghasilkan apa yang disebut tubuh primer tumbuhan (primary plant body), yang terdiri dari tiga sistem jaringan: jaringan dermal, jaringan pembuluh (vaskuler), dan jaringan dasar. Herba dan bagian termuda suatu tumbuhan berkayu menunjukkan bagian primer tumbuhan.Merskipun meristem apical bertanggung jawab terhadap pembesaran akar dan tunas, terdapat perbedaan penting dalam pertumbuhan primer kedua jenis organ ini.
a.   Pertumbuhan Primer Akar
Pertumbuhan primer akan mendorong akar menembus tanah. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar (root cap), yang secara fisik melindungi meristem yang rapuh pada saat akar memanjang menembus tanah yang abrasif.Tudung akar juga mensekresikan lender polisakarida yang melumasi tanah di sekitar ujung akar yang sedang tumbuh.Pertumbuhan panjang akar terkonsentrasi di dekat ujung akar, di mana terletak tiga zona sel dengan tahapan pertumbuhan primer yang berurutan.Dari ujung akar kea rah atas, terdapat zona pembelahan sel, zona pemanjangan, dan zona pematangan.Daerah-daerah ini melebur bersama, tanpa perbatasan yang jelas.
Zona pembelahan sel (zone of cell division) meliputi meristem apical dan turunannya, yang disebut meristem primer. Meristem apical yang terletak di pusat zona pembelahan sel menghasilkan sel-sel meristem primer dan juga mengganti sel-sel tudung akar yang akan mengelupas. Dekat dengan meristem apikal itu adalah pusat tenang ( quiescent center), suatu populasi sel-sel yang membelah lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel meristematik lainnya. Sel-sel pusat tenang relatif sangat resisten terhadap kerusakan akibat radiasi dan zat kimia beracun, dan sel-sel ini dapat berfungsi sebagai suatu cadangan yang dapat digunakan untuk memulihkan meristem jika terdapat kerusakan.Dalam percobaan di mana bagian meristem apikal dibuang, sel-sel pusat tenang menjadi lebih aktif secara mitosis dan menghasilkan suatu meristem baru.Tepat di atas meristem apikal, hasil dari pembelahan selnya membentuk tiga silinder konsentrik sel-sel yang terus membelah selama beberapa waktu. Ini adalah meristem primer----protoderm, prokambium (procambium), dan meristem dasar (ground meristem)----yang akan menghasilkan sistem jaringan utama pada akar: jaringan dermal, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar.
Zona pembelahan sel bergabung ke zona pemanjangan (zone of elongation).Di sini sel-sel memanjang lebih dari sepuluh kali panjang semula. Meskipun meristem menyediakan sel-sel baru untuk pertumbuhan, pemanjangan sel sebagian besar bertanggung jawab terhadap pendorongan ujung akar, termasuk meristem ke depan. Meristem akan mendukung pertumbuhan secara terus menerus dengan menambahkan sel-sel ke ujung termuda zona pemanjangan tersebut.
Bahkan sebelum meristem menyelesaikan pemanjangan, sel-sel akar mulai mengalami spesialisasi struktur dan fungsinya di mana zona pemanjangan menyatu dengan zona pematangan (zone of maturation).Pada daerah akar ini, ketiga sistem jaringan yang dihasilkan oleh pertumbuhan primer menyelesaikan dan menyempurnakan diferensiasinya.
b.   Jaringan Primer Akar
Ketiga meristem primer akan menjadi tiga jaringan primer akar. Protoderm, yaitu meristem primer yang paling luar akan menjadi epidermis, yaitu suatu lapisan tunggal sel-sel yang menutupi akar. Air dan mineral yang memasuki tumbuhan dari tanah harus masuk melalui epidermis. Rambut akar akan meningkatkan luas permukaan sel-sel epidermis.
Prokambium akan menjadi stele (silinder pusat), yang merupakan berkas pembuluh di mana xilem dan floem berkembang. Pada akar, stele adalah sebuah silinder tengah tunggal.Pada sebagian besar dikotil, sel-sel xilem memancar dari pusat stele itu dalam dua jari (spoke) atau lebih, dengan floem yang berkembang pada irisan di antara jari tersebut.Stele tumbuhan monokotil umumnya memiliki suatu pusat sel-sel parenkima, yang sering disebut empulur (pith), yang dikelilingi oleh jaringan pembuluh dengan pola xilem dan floem yang bergantian.
Diantara protoderm dan prokambium terdapat meristem dasar, yang menjadi sistem jaringan dasar.Jaringan dasar yang sebagian terdiri atas sel-sel parenkima, mengisi korteks (cortex), yaitu daerah akar antara stele dan epidermis.Sel-sel jaringan dasar akar menyimpan makanan dan membran plasmanya aktif dalam pengambilan mineral yang memasuki akar dari larutan tanah. Lapisan paling dalam pada korteks adalah endodermis., yaitu suatu silinder setebal satu sel yang membentuk perbatasan antara korteks dan stele.
Akar yang sudah mantap dapat tumbuh menjadi akar lateral (lateral root), yang muncul dari lapisan paling luar stele, yaitu perisikel (pericycle).Tepat di dalam endodermis, perisikel adalah suatu lapisan sel yang bisa menjadi meristematik dan mulai membelah kembali. Berawal sebagai sekelompok sel yang terbentuk melalui mitosis di dalam perisikel, sebuah akar lateral akan memanjang dan mendorong diri keluar melalui korteks sampai sel-sel tersebut muncul dari akar utama. Stele dari akar lateral akanmempertahankan hubungannya dengan stele akar primer, membuat jaringan pembuluh yang berkelanjutan di seluruh sistem akar.
c.   Pertumbuhan Primer Tunas
Meristem apikal dari suatu tunas adalah suatu massa sel berbentuk kubah yang membelah pada ujung tunas terminal. Seperti pada akar, meristem apikal ujung tunas akan menjadi meristem primer----protoderm, prokambium, dan meristem dasar----yang akan berdiferensiasi menjadi tiga sistem jaringan. Daun muncul sebagai bakal daun pada sisi yang mengapit meristem apikal. Tunas aksiler akan berkembang dari kumpulan sel-sel meristematik yang ditinggalkan oleh meristem apikal pada pangkal empulur bakal dari daun.
Di dalam tunas, buku dengan bakal daun berkelompok berdekatan, karena ruas berukuran sangat pendek. Sebagian besar pemanjangan tunas sesungguhnya terjadi melalui pertumbuhan ruas yang sedikit lebih tua di bawah ujung tunas tersebut. Pertumbuhan ini disebabkan oleh pembelahan sel dan pemanjangan sel di dalam ruas tersebut. Pada beberapa tumbuhan, termasuk rumput-rumputan, ruas terus memanjang sepanjang panjang tunas tersebut selama periode yang lama. Hal ini dimungkinkan karena tumbuhan tersebut memiliki daerah meristematik, yang disebut meristem interkalari, pada pangkal masing-masing ruas.
Tunas aksiler bisa saja membentuk cabang dari sistem tunas pada suatu saat nanti. Dengan demikian, terdapat satu perbedaan penting mengenai bagaimana tunas dan akar membentuk organ lateral. Akar lateral berasal dari bagian paling dalam suatu akar utama sebagai penonjolan perisikel. Sebaliknya, cabang sistem tunas berasal dari tunas aksiler yang berlokasi pada permukaan suatu tunas utama. Hanya dengan cara memanjang dari perisikel sajalah suatu akar lateral baru dapat dihubungkan dengan sistem pembuluh tumbuhan. Namun demikian, jaringan pembuluh dari suatu batang berada dekat dengan permukaan, dan cabang-cabang dapat berkembang dengan adanya sambungan ke jaringan pembuluh tanpa harus berasal dari bagaian paling dalam di dalam tunas utama.
d.   Jaringan Primer Batang
Jaringan pembuluh memanjang di sepanjang sebuah batang dalam beberapa untaian yang disebut berkas pembuluh (vascular bundle).Pengaturan ini berbeda dengan akar, di mana jaringan membentuk suatu silinder pembuluh di tengah akar. Pada zona transisi di mana batang menyatu dengan akar, berkas pembuluh batang akan mengumpul sebagai silinder pembuluh akar. (Istilah stele mengacu pada seluruh kumpulan jaringan pembuluh pada akar dan tunas. Pada akar, stele dalam bentuk silinder pembuluh tunggal; pada batang, stele mengacu pada keseluruhan kumpulan berkas pembuluh tersebut).
Masing-masing berkas pembuluh batang dikelilingi oleh jaringan dasar.Pada sebagian besar dikotil, berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran, dengan empulur (pith) di sebelah dalam lingkaran dan korteks yang terletak di sebelah luar lingkaran.Baik empulur maupun korteks merupakan bagian sistem jaringan dasar.Berkas pembuluh memiliki xilem yang menghadap ke empulur dan floem yang menghadap ke sisi korteks.Empulur dan korteks dihubungkan oleh suatu berkas tipis jaringan dasar di antara berkas pembuluh.Pada batang sebagian besar tumbuhan monokotil, berkas pembuluhnya tersebar di seluruh jaringan dasar dan tidak tersusun dalam bentuk lingkaran. Jaringan dasar pada batang tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil sebagian besar adalah parenkima, akan tetapi banyak batang diperkuat oleh kolenkima yang terletak tepat di bawah epidermis. Sklerenkima, dalam bentuk sel-sel serat di dalam berkas pembuluh juga membantu menyokong batang.
Protoderm dari terminalnya akan menjadi epidermis, yang menutupi batang dan daun sebagai bagian dari sistem jaringan pelapis yang kontinu.
e.   Pengaturan Jaringan Daun
Daun diselubungi oleh epidermis, dengan sel-sel yang saling menutupi secara rapat seperti potongan puzzle.Epidermis ini, seperti kulit kita sendiri, merupakan lapisan pertahanan pertama yang melawan kerusakan fisik dan organisme patogenik.Kutikula berlilin pada epidermis merupakan penghalang kehilangan air pada tumbuhan. Rintangan epidermal disela hanya oleh stomata, yaitu pori yang sangat kecil dan diapit oleh sel epidermal yang telah mengalami spesialisasi yang disebut sel penjaga (guard cell). Masing-masing stomata sesungguhnya merupakan suatu celah antara sepasang sel penjaga.Stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara udara di sekitarnya dan sel-sel fotosintetik di bagian dalam daun. Stomata juga merupakan jalan utama hilangnya air pada tumbuhan melalui penguapan, suatu proses yang disebut transpirasi.
Jaringan dasar suatu daun diapit oleh epidermis bagian atas dan epidermis bagian bawah pada daerah yang disebut mesofil (mesophyll) (Bahasa Yunani mesos, “pertengahan”, dan phyll, “daun”).Jaringan ini sebagian besar terdiri dari sel-sel parenkima yang dilengkapi dengan kloroplas dan dikhususkan untuk melakukan fotosintesis. Kebanyakan daun tumbuhan  dikotil memiliki dua wilayah mesofil yang dapat dibedakan dengan jelas. Pada bagian atas daun terdapat satu atau lebih lapisan parenkima palisade, yang terdiri dari sel-sel yang berbentuk kolumnar.di bawah daerah palisade adalah parenkima berspons, disebut demikian karena mengandung labirin ruangan udara yang dapat dilalui karbon dioksida dan oksigen yang bersikulasi di sekitar sel-sel yang berbentuk tak beraturan sampai ke daerah palisade. Ruangan udara itu khususnya berukuran besar di sekitar stomata, di mana terjadi pertukaran gas dengan udara luar. Pada sebagian besar tumbuhan, stomata lebih banyak di permukaan bawah daun dibandingkan dengan di bagian atasnya. Adaptasi ini akan meminimumkan kehilangan air, yang terjadi lebih cepat melalui stomata pada bagian atas suatu daun yang terkena terik matahari.
Jaringan pembuluh suatu daun sambung menyambung dengan xilem dan floem batang.Jejak daun, yang bercabang dari berkas vaskuler dalam batang, menembus melalui tangkai daun ke daun. Di dalam daun, tulang daun akan membagi diri secara berulang-ulang dan bercabang di seluruh mesofil. Ini menyebabkan xilem dan floem berhubungan sangat dekat dengan jaringan fotosintetik, yang mendapatkan air dan mineral dari xilem dan mengisi gula dan produk organik lainnya ke dalam floem untuk dikirim ke bagian lain tumbuhan.Infrastruktur pembuluh juga berfungsi sebagai kerangka yang memperkuat bentuk daun tersebut.
f.    Konstruksi Tunas Moduler dan Perubahan Fase Selama Perkembangan
Perkembangan buku dan ruas di dalam ujung tunas, yang diikuti dengan pemanjangan ruas, menghasilkan suatu tunas yang memiliki suatu konstruksi moduler----suatu rentetan segmen, yang masing-masing terdiri dari sebuah batang, satu atau lebih daun, dan suatu tunas aksiler yang terkait dengan masing-masing daun. Perkembangan morfologi moduler ini hendaknya tidak disalahartikan dengan perkembangan anatomi bersegmen pada hewan tertentu seperti cacing tanah.Pada perkembangan hewan, awalnya semua organ terbentuk pada embrio.Tumbuhan, sebaliknya, menambahkan organ pada ujungnya selama mereka masih hidup. Berbeda dengan segmen-segmen dari seekor cacing tanah, yang semuanya berumur sama, modul-modul suatu tumbuhan memiliki umur yang berbeda-beda sebanding dengan jaraknya dari meristem apikal.
Meristem apikal dapat berubah dari satu fase perkembangan ke fase perkembangan yang lain sepanjang sejarahnya. Salah satu di antara perubahan fase (phase change) ini adalah suatu perubahan bertahap dalam pertumbuhan vegetatif (menghasilkan daun) dari keadaan juvenil ke keadaan dewasa.Umumnya tanda yang paling jelas mengenai perubahan fase ini adalah perubahan dalam morfologi daun yang dihasilkan. Daun-daun dari modul tunas juvenile berbeda dari daun-daun modul tunas dewasa dalam bentuk dan ciri lainnya. Apabila meristem-meristem telah membentuk buku juvenil dan ruas juvenil , mereka akan mempertahankan keadaan tersebut bahkan ketika tunas it uterus memanjang dan meristem akhirnya berubah ke fase dewasa. Jika tunas aksiler menghasilkan cabang, tunas tersebut akan menunjukkan fase perkembangan dari modul-modul tunas utama dari mana tunas itu muncul, meskipun ujung tunas utama tersebut selanjutnya membuat fase itu berubah dan mulai membentuk modul fase dewasa. Ironisnya, hal ini berarti bahwa suatu cabang dengan daun dewasa sesungguhnya bisa lebih muda dibandingkan dengan sebuah cabang dengan daun juvenil.
Perubahan dari fase juvenil ke dewasa adalah suatu kasus lain yang memperlihatkan bahwa adalah salah apabila kita membandingkan perkembangan tumbuhan dengan hewan. Pada seekor hewan, perubahan terjadi pada seluruh tingkat organisme.Pada tumbuhan, perubahan fase selama perkembangan meristem apikal dapat menghasilkan daerah juvenil dan dewasa yang hidup bersama-sama di sepanjang sumbu setiap tunas.
Pada beberapa kasus, ujung tunas mengalami suatu perubahan fase kedua, yaitu dari keadaan vegetatif dewasa ke keadaan reproduktif (pembentukan bunga). Tidak seperti pertumbuhan vegetatif yang dapat memperbaharui diri sendiri, pembentukan bunga oleh meristem apikal mengakhiri pertumbuhan primer ujung tunas; meristem apikal nantinya digunakan dalam pembentukan organ bunga
2.   PERTUMBUHAN SEKUNDER
Sebagiaan besar tumbuhan pembuluh mengalami pertumbuhan sekunder, yang meningkatkan diameter dan panjangnya.Tubuh sekunder tumbuhan (secondary plant body) terdiri dari jaringan yang dihasilkan selama pertumbuhan sekunder diameter. Dua meristem lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder yaitu: kambium pembuluh (vascular cambium), yang menghasilkan xilem sekunder (kayu) dan floem, serta kambium gabus (cork cambium), yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang menggantikan epidermis pada batang dan akar. Pertumbuhan sekunder terjadi pada semua gimnosperma.Pada angiosperma, pertumbuhan sekunder berlangsung pada sebagian besar spesies dikotil tetapi jarang pada spesies monokotil.
a.      Pertumbuhan Sekunder Batang
Kambium Pembuluh dan Pembentukan Jaringan pembuluh Sekunder
Kambium pembuluh adalah suatu silinder yang tersusun dari sel-sel meristematik yang membentuk jaringan pembuluh sekunder.Akumulasi jaringan pembuluh sekunder ini selama bertahun-tahun, bertanggung jawab atas sebagian besar pertambahan diameter tumbuhan berkayu.Kambium pembuluh menghasilkan xilem sekunder ke arah dalam dan floem sekunder ke arah luar.Sejalan dengan waktu, diameter pohon bertambah besar seiring dengan meningkatnya diameter silinder kambium pembuluh, yang membentuk lapisan jaringan sekunder secara suksesif, dengan diameter yang lebih besar dibandingkan diameter sebelumnya.
Penting sekali kita mengetahui bahwa pertumbuhan primer dan sekunder terjadi pada saat bersamaan tetapi pada bagian batang yang berbeda-beda. Pada saat meristem apikal sedang memanjangkan batang dengan cara menghasilkan jaringan primer, termasuk xilem dan floem primer dalam bentuk berkas pembuluh, pertumbuhan sekunder mulai semakin jauh di bawah tunas. Pertambahan jaringan pembuluh sekunder menyebabkan pertumbuhan sekunder mengubah bentuk bagian yang lebih tua pada suatu batang.
Setelah meristem apikal memperpanjang suatu tunas,bagaimana tubuh primer tumbuhan tunas muda tersebut membuat perubahan dari pertumbuhn primer ke pertumbuhan sekunder? Hal ini disebabkan kambium pembuluh terbentuk dari sel-sel parenkim yang mampu merubah sel-sel itu menjadi meristematik kembali. Meristem ini terbentuk dalam suatu lapisan antara xilem primer dan floem primer dari masing-masing berkas pembuluh dan dalam lempengan jaringan dasar diantara berkas. Pita-pita meristematik di dalam berkas dan lempengan pembuluh menyatu membentuk kambiumpembuluh sebagai suatu silinder kontinu yang tersusun dari sel-sel yang membelah di sekitar xilem primer dan empulur batang.
Silinder kambium vaskuler nampak suatu cincin dalam sayatan melintang.jika kita melacak di sekitar cincin itu, terdapat daerah sel-sel kambium yang saling bergantian yang disebut inisial lempengan dan inisial fusiformis. Inisial lempengan (ray initial) adalah sel-sel kambium yang menghasilkan sel-sel parenkima yang baris melingkar yang dikenal sebagai lempengan xilem dan lempengan floem. Lempengan ini memisahkan lapisan jaringan vaskuler sekunder yang berbentuk irisan. Sel-sel kambium didalm berkas vaskuler adalah inisial fusiormis (fusiform initial), suatu nama yang mengacu pada bentuk-bentuk sel yang memiliki ujung yang runcing (fusiform) dan memanjang di sepanjang sumbu batang. Inisial fusiformis enghasilkan jaringan vaskuler baru, yamg membentuk xilem sekunder ke arah dalam kambium vaskuler dan floem sekunder ke arah luar.
Sementara pertumbuhan sekunder berjalan teru menerus selama bertahun-tahun, lapisan demi lapisan xilem sekunder akan terakumulasi membentuk kayu. Kayu sebagian besar terdiri dari trakeid, unsur pembuluh (pada angiosperma), dan serat. Sel-sel ini, mati pada kematangan fungsional dan memiliki dinding tebal berlignin yang memberikan kekerasan dan kekuatan pada kayu. Pada daerah beriklim sedang , pertumbuhan sekunder pada tumbuhan perennial  berhenti setiap tahun karena kambium vaskuler mengalami dormansi pada musim dingin. Ketika pertumbuhan sekunder dimulai lagi pada musim semi, trakeid dan unsur pembuluh yang pertama kali berkembang pada umumnya memiliki diameter  yang relatf besar dengan dinding tipis jika dibandingkan dengan  xilem sekunder yang terbentuk dikemudian dimusim panas. Dengan demikian, dapatlah dibedakan antara kayu musim semi dengan kayu musim panas.
Lingkaran yang terbentuk antara pertumbuhan satu tahun dan pertumbuhan tahun berikutnya umumnya sangat jelas, kadang-kadang kemungkinan kita menaksir umur sebuah pohon dengan cara menghitung lingkaran tahunnya.
Floem sekunder ,yang berada di sebelah luar kambium vaskuler,tidak berakumulasi selebar xilem sekunder selama bertahun tahun. Sementara diameter pohon bertambah besar ,floem sekunder yang lebih tua (yang paling luar). Dan semua jaringan yang berada diluarnya, berkembang menjadi kulit,yang akhirnya mengelupas dan lepas dari batang phon itu.
Selama perumbuhan sekunder,epidermis yang dihasilkan oleh pertumbuhan primer akan mengelupa,kering, dan jatuh dari batang. Kulit itu akan digantikan oleh jaringan pelindung baru yang dihasilkan oleh kambium gabus. Yaitu suatu silinder jaringan merismatik yang pertama terbentuk di korteks bagian luar batang.kambium gabus menghasilkan sel-sel gabus, yang terakumulasi ke arah luar kambium gabus. Setelah sel-sel gabus dewasa , mereka menyimpan suatu bahan berlilin yang disebut suberin di dindingnya kemudian mati. Jaringan gabus itu berfungsi sebagai penghalang yang membantu melindungi batang dari kerusakan fisik dan dari patogen.lapisan gabus bersama-sama dengan kambium gabus membentuk periderm. Periderm adalah lapisan pelindung tubuh tumbuhan sekunder yang menggantikan epidermis dari tubuh primernya. Itilah kuit kayu (bark), yang lebih umum dibandingkan dengan periderm ,mengacu pada semua jaringan yang berada diluar kambium vaskuler. Dengan demikian, menuju ke arah luar kulit kayu terdiri dari floem, kambium gabus dan gabus. Dengan kata lain, kulit adalah floem yang ditambah dengan periderm.
b.   Pertumbuhan sekunder pada akar
Kedua meristem lateral, yaitu kambium gabus dan kambium vaskuler ,juga berkembanag dan menghasilkan pembuluh sekunder pada akar. Kambium vaskuler dibentuk di dalam stele dan menghasilkan xilem sekunder ke rah dalam dan floem sekunder ke arah luar.setelah diameter stele bertambah besar, korteks dan epidermis akan pecah dan lepas. Kemudian kambium gabus akan terbentuk dari perisikel stele dan menghasilkan periderm, yang menjadi jaringan dermal sekunder. Berbeda dari eidermis primer suatu akar yang lebih muda, periderm tidak permebel terhadap air. Dengan demikian, hanya akar yang paling muda , yaitu yang mewakili tubuh primer tumbuhan,yang menyerap air dan mineral dari tanah. Akar yang lebih tua dengan, dengan pertumbuhan sekunder , terutama berfungsi untuk menambatkan tumbuhan dan mengangkut air serta zat terlarut antara akar yang lebih muda dan sirtem tunas.
Setelah bertahun-tahun akar aan lebih berkayu,dan lingkaran tahun umumnya menjadi tampak jelas pada xilem sekunder. Jaringan disebelah luar kambium vaskuler akan membentuk suatu kulit yang keras dan tebal. Setelah pertumbuhan sekunder yang meluas , akar yang tua akan sangat mirip dengan batang tua.












































Bab  III
Penutup
Dari musim ke musim dan dari tahun ke tahun, pertumbuhan tumbuhan mengubah lingkungan sekitar kita----halaman, kampus, taman, tanah kosong, pepohonan, dan bentang alam dalam komunitas kita. Pertumbuhan tumbuhan dari sebuah biji adalah suatu perubahan yang sangat menakjubkan.
Sebagian besar tumbuhan terus tumbuh selama mereka masih hidup, suatu kondisi yang dikenal sebagai pertumbuhan tidak terbatas (indeterminath growth). Sebagian besar hewan, sebagai pembanding, ditandai oleh pertumbuhan yang terbatas; yaitu, hewan akan berhenti tumbuh setelah mencapai ukuran tertentu. Sementara tumbuhan yang utuh umumnya memperlihatkan pertumbuhan tidak terbatas, organ tumbuhan tertentu, seperti bunga dan daun, memperlihatkan pertumbuhan yang terbatas.
Pertumbuhan sendiri dapat diartikan sebuah proses  yang terjadi pada makhluk hidup berupa pertambahan ukuran (volume,panjang,tinggi,massa dan sebagainya) yang dapat di ukur yang bersifat irreversible atau tidak dapat dibalik maupun ulang. Selain itu tumbuhan juga mengalami sutu proses perkembangan. Perkembangan adalah seuatu proses pendewasaan di mana hal ini tidak dapat diukur (perkembangan kualitatif). Pada sel-sel, sel berkembang sesuai spesialisasi mereka masing-masing (berkembang dan terstruktur sesuai fungsi masing-masing). Proses pertumbuhan dan prkembangan berlangsung secara bersamaan.
Bentuk dari pertumuhan dan perkembangan pada tumbuhan antara lain perkecambahan, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembanagan embrio . Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah , dikenal dua macam tipe perkecambahan. Yaitu epigeal dan hipogeal. Perkecambahan epigeal hipokotil tumbuh memanjang,akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Misalnya pada kacang hijau dan jarak. Sedangkan perkecambahan hipogeal terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah. Namun kotiledon tetap berada di dalam tanah. Misalnya pada kacang kapri dan jagung.
Pertumbuhan primer dan sekunder terjadi pada waktu yang bersamaan akan tetapi pada lokasi yang berbeda. Pertumbuhan primer dibatasi pada bagian termuda tumbuhan----ujung akar dan tunas, dimana terletak meristem apikal. Meristem lateral berkembang di daerah yang sedikit lebih tua pada akar atau tunas yang agak jauh dari ujung.pada tempat tersebut terjadi pertumbuhan sekunder untuk menambah diameter organ. Bagian tertua dari akar atau tunas----misalnya pangkal cabang pohon----memiliki akumulasi jaringan sekunder yang paling besar yang dibentuk oleh meristem lateral.Setiap musim tumbuh, pertumbuhan primer menghasilkan perbesaran bagian muda pada akar dan tunas, sementara pertumbuhan sekunder menebalkan dan menguatkan bagian yang lebih tua tumbuhan tersebut.





Daftar pustaka
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0054%20Bio%202-3a.htm
http://repository.upi.edu/operator/upload/s_d0351_056234_chapter2.pdf
Biologi SMA  kelas 3A,penerbit erlangga. Istamar Syamsuri,dkk

Makalah: Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan


MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
Dosen: Robia Khaerudin., M.Pd.

  Disusun Oleh:
Kelompok: 9
Dini Hardiani              2-A (113070014)
Gita Tresna                  2-B (113070180)
Widiawati                   2-B (113070075)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2014
 
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur yang dalam kami sampaikan hanya bagi Allah SWT atas segala karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat atas dasar tugas yang diamanatkan kepada kami oleh Bapak Robia Khaerudin.,M.Pd., sebagai dosen mata kuliah Pengelolaan Pendidikan. Dalam makalah ini kami akan membahas dan memperdalam materi yang dipelajari di mata kuliah Pengelolaan Pendidikan tentang “MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN”.
Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih banyak kekurangan. Karena itu sangat diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi tercapainya makalah yang lebih baik. Semoga makalah yang telah kami susun ini senantiasa bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin.



Ciebon,    Desember 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A.     Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
C.     Tujuan Penyusunan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 2
1.      Definisi Manajemen Tenaga Pendidikan dan Kependidikan..................................... 2
2.      Tujuan Manajemen Tenaga Pendidikan dan Kependidikan...................................... 2
3.      Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidikan dan Kependidikan........................................ 3
4.      Jenis-Jenis Tenaga Pendidik dan Kependidikan...................................................... 4
5.      Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan...................................... 5
BAB III KESIMPULAN.................................................................................................. 12
A.     Simpulan..................................................................................................................... 12
B.     Saran.......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 13






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur, tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didiknya. Begitu pun dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
Sehubungan dengan tuntutan kearah profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan, maka semakin dirasakannya desakan untuk peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. Isu klasik yang selalu muncul selama ini ialah : usaha apa yang paling tepat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan? Oleh karenanya penting untuk memahami terlebih dahulu bagaimana mengelola pendidik dan tenaga kependidikan tersebut.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan?
2.      Apa Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan?
3.      Apa Saja Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan?
4.      Apa Saja Jenis-Jenis Tenaga Pendidik dan Kependidikan?
5.      Bagaimana Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan?

C.    Tujuan
1.      Memahami Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
2.      Mengetahui dan Memahami Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
3.      Mengetahui Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
4.      Mengetahui Jenis-Jenis Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
5.      Mengetahui Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Manajemen Tenaga Pendidikan dan Kependidikan
a.      Definisi Manajemen
Apakah sebenarnya manajemen itu? Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management yang dikembangan dari kata to manage, yang artinya mangatur atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Italia, maneggio yang diadopsi dari bahas latin managiare, yang berasal dari kata manus yang artinya tangan. Konsep manajemen tidaklah mudah untuk didefinisikan.
Apabila kita membuat suatu pembatasan atau definisi tentang manajemen dapatlah dikemukakan sebagai tersebut. “bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunann personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan (controlling)”.
b.      Definisi Tenaga Pendidik dan Kependiddikan
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
c.       Definisi Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependiddikan
Dalam organisasi pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan ini merupakan sumber daya manusia potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian.
B.     Tujuan Manajemen Tenaga Pendidikan dan Kependidikan
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan manajemen SDM lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi.
Berdasarkan (Permendiknas No 8 Tahun 2005) Tugas Ditjen (Direktorat Jendral) PMPTK (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis di bidang peningkatan mutu pendidik  dan kependidikan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.

Fungsi Ditjen PMPTK :
a.       Penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
b.      Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
c.       Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
d.      Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
e.       Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal.
Tujuan Manajemen Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan secara umum adalah :
a.       Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan tenaga kerja yang cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi.
b.      Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang dimiliki oleh karyawan.
c.       Mengembangkan sistem kerja dengan kinerja tinggi yang meliputi prosedur perekrutan dan seleksi yang ketat, sistem kompensasi dan insentif yang disesuaikan dengan kinerja, pengembangan manajemen serta aktivitas pelatihan yang terkait dengan kebutuhan organisasi dan individu.
d.      Mengembangkan praktik manajemen dengan komitmen tinggi yang menyadari bahwa tenaga pendidik dan kependidikan merupakan stakeholder internal yang berharga serta membantu mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama.
e.       Menciptakan iklim kerja yang harmonis.
C.    Tugas dan Fungsi Tenaga Pendidikan dan Kependidikan
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Pasal 39  : (1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. (2) Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Secara khusus Tugas dan Fungsi tenaga pendidik (Guru dan Dosen) didasarkan pada UU No 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutan bahwa : kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dalam menjalankan Tugas dan Fungsinya secara professional tenaga pendidik dan kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan pemerintah maupun kebutuhan masyarakat antara lain : (1) pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani an rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (2) pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
Mereka pun memiliki hak dan kewajiban dalam melaksanakan tugas yaitu :
1.      Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
a.       Penghasilan dan jaminan kesejahteraan soaial yang pantas dan memadai.
b.      Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c.       Pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas.
d.      Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual.
e.       Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2.      Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban :
a.       Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.
b.      Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c.       Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
D.    Jenis-Jenis Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga Kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a.      Tenaga Struktural
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pemimpin) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan. (Kepsek, Wakepsek, urusan kurikulum, kesiswaan, sapras, dan pelayanan khusus)
b.      Tenaga Fungsional
Merupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan. (Guru, guru BP, pengembangan kurikulum dan teknologi kependidikan, pengembangan tes, dan pustakawan)
c.       Tenaga Teknis Kependidikan
Merupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administrative. (Laboran, teknisi sumber belajar, pelatih ; olahraga, kesenian dan keterampilan. Dan petugas TU)

Tenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan PP No 25 Tahun 2000 tentang kewenagan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.
E.     Aktivitas Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1.      Perencanaan
Perencanaan Manajemen Tenaga Pendidik Dan Kependidikan adalah pengembangan dan strategi dan penyusunan tenaga pendidik dan kependidikan Sumber Daya Manusia (SDM) yang komprehensif guna memenuhi kebutuhan organisasi di masa depan. Perencanaan SDM merupakan awal dari pelaksanaan fungsi manajemen SDM. Walaupun merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan, perencanaan ini seringkali tidak diperhatikan dengan seksama. Dengan melakukan perencanaan ini, segala fungsi SDM dapat dilaksankan dengan efektif dan efisien.
Di negara kita status kepegawaian tenaga pendidik dan kependidikan terbagi dua yaitu berstatus PNS dan Non PNS dan berada bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama.
Penyusunan kebutuhan tenaga dilakukan untuk menjawab pertanyaan pegawai yang dibutuhkan dan mengetahui tentang jumlah tenaga dan kualifikasi yang diperlukan pada setiap unit organisasi baik segi kuantitas maupun kualitas memenuhi kebutuhan organisasi. Penyusunan analisis kebutuhan tenaga dilakukan setiap akhir tahun anggaran untuk menghitung kebutuhan tenaga tahun berikutnya.
2.      Seleksi
Selection” atau seleksi didefinisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar karakteristik individu yang bersangkutan, sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh jabatan tersebut.
a.      Proses Seleksi
Dalam proses seleksi pegawai perlu ditetapkan suatu dasar yang rasional dan seragam serta diterapkan secara tegas sehingga akan memberikan keyakinan kepada para pelamar, masyarakat, dan pegawai sekolah bahwa kemampuan merupakan factor kunci yang menentukan diterima atau ditolaknya seorang calon. Dengan demikian, pendidikan perlu dibekali dengan suatu instrumen pengawasan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas para pegawai dan para pejabat yang memegang tanggung jawab tertinggi dalam seleksi seluruh pegawai harus memiliki suatu dasar yang kuat dalam menilai proses seleksi tersebut.
b.      Pra Seleksi
Inti dari tahap pra seleksi adalah bahwa suatu sistem keputusan yang dijabarkan dalam bentuk prosedur dan kebijakan sistem dapat membantu memfokuskan upaya organisasi dalam mencapai tujuan seleksi.
Terdapat dua tugas utama pengujian dalam tahap para seleksi, yaitu :
1.      Pengembangan kebijakan seleksi.
Dasar pengembangan sistem rencana gabungan dalam seleksi personal dimulai dari dewan pendidikan. Kebijakan dewan mengidentifikasikan kewenangan dewan berkaitan dengan seleksi, dan kebijakan tersebut dipergunakan sebagai pedoman umum dalam proses seleksi, pendekatan terhadap kebijakan seleksi adalah dengan menghubungkan kebijakan umum tentang sumber daya manusia dengan kebijakan seleksi.
2.      Keputusan prosedur pra seleksi.
Kerangka pengembangan keputusan prosedur pra seleksi, meliputi :
a.       Hukum dan per UU seleksi, yaitu upaya meminimalisasi permasalahan hukum yang berkaitan dengan aktivitas seleksi.
b.      Komponen keputusan seleksi, yaitu mengembangkan ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai predictor kinerja atau keberhasilan.
c.       Predictor atau alat untuk memprediksi keberhasilan keputusan seleksi, seperti : wawancara, biodata formulir lamaran, wawancara lanjutan, pengujian personal.
c.       Seleksi
Proses seleksi difokuskan pada pertanyaan sejauh mana kecocokan antara pelamar dan segala kualitasnya dengan tuntutan-tuntutan jabatan.
Sebagai konsekuensinya, penting dilakukan penyelidikan referensi dan latar belakang mereka yang lolos proses penyaringan awal. Semakin penting jabatan yang dilamar dalam organisasi, semakin berat atau rumit penyelidikan yang seharusnya dilakukan. Dalam konteks ini, ada dua aspek yang penting dicermati, yaitu :
1.      Penilaian data dan pelamar
Ada tiga tipe ukuran yang dapat digunakan secara selektif sebelum mengambil keputusan dalam kasus dimana informasi yang dibutuhkan sulit diperoleh melalui saluran-saluran tradisional. Ketiga tipe yang dimaksud adalah :
a.       Ujian fisik (tes kesehatan) sebelum bekerja.
b.      Tes kecanduan obat-obat terlarang.
c.       Latihan-latihan simulasi perilaku, baik secara manual maupun komputerisasi.
2.      Implikasi tanggung jawab dari keputusan seleksi
Organisasi proses seleksi membutuhkan serangkaian keputusan seperti bagaimana yang paling baik dilakukan agar dapat memfungsikan jabatan secara efisien dan efektif. Setiap pihak masing-masing memiliki tanggung jawab dalam aktivitas seleksi, seperti pengembangan kebijakan seleksi, organisasi dan administrasi seleksi, penentuan anggaran seleksi, pengembangan pedoman jabatan, formulasi criteria seleksi, pengembangan format administrasi dan arsip untuk memfasilitasi proses seleksi, dan kegiatan seleksi lainnya.
d.      Pasca Seleksi
Setelah mengevaluasi para pelamar suatu jabatan, tahap berikutnya adalah membuat keputusan individual mengenai setiap pelamar berdasarkan data pelamar dan pertimbagan efektivitas pelamar untuk melakukan pekerjaannya. Selain itu, perlu juga dibuat keputusan tentang batasan pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan. Keputusan seleksi dilaksanakan dengan sistem yang memutuskan untuk menerima atau menolak pelamar, atau sebaliknya, pelamar yang mengambil keputusan ini.
Dalam pasca seleksi ini, paling sedikit ada dua hal yang penting diperhatikan, yakni yang berkaitan dengan kontrak dan kerangka pekerjaan.
1.      Kontrak
Kontrak merupakan suatu kesepakatan antara dua orang atau lebih untuk tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran nyata dan mematuhi perjanjian-perjanjian kontrak. Komponen-komponen kontrak pada umumnya adalah sebagai berikut :
a.       mutual assent” (suasana atau kondisi penawaran dan penerimaan).
b.      Konsiderasi.
c.       Pihak-pihak kompeten yang sah (legal).
d.      Pengembangan “subject matter” yang tidak dihambat oleh hukum.
e.       Kesepakatan dalam bentuk yang dituntut oleh hukum (peraturan).
2.      Batasan atau kerangka kerja
Sebelum menyelesaikan proses seleksi, pelamar dan organisasi harus membuat suatu perjanjian berdasarkan batasan atau kerangka kerja. Pengadaan perjanjian ini sangat penting karena dapat dicapai pemahaman sepenuhnya antara dua pihak dan kondisi-kondisi kerja yang melakukan perjanjian kerja.
Tujuan utama dari seleksi adalah untuk :
a.       Mengisi kekosongan jabatan dengan pesonil yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dan dinilai mampu dalam :
a.       Menjalankan tugas dalam jabatan tersebut.
b.      Mendapatkan kepuasan dalam jabatannya sehingga dapat bertahan dalam sistem.
c.       Menjadi contributor efektif bagi pencapaian tujuan dalam sistem.
d.      Memiliki motivasi untuk mengembangkan diri.
b.      Membantu meminimalisasi pemborosan waktu, usaha, dan biaya yang harus diinvestasikan bagi pengembangan pendidikan para pegawai.
3.      Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah suatu proses yang berlangsung terus menerus berkaitan dengan fungsi-fungsi manajerial kerja. Proses ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Berdasarkan definisi di atas manajemen kinerja tenaga pendidik dan kependidikan itu meliputi :
a.       Fungsi kerja esensial yang diharapkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan.
b.      Seberapa besar kontribusi pekerjaan pendidik dan kependidikan bagi pencapaian tujuan pendidikan.
c.       Apa arti konkrit mengerjakan pekerjaan yang baik.
d.      Bagaimana tenaga kependidikan dan dinas bekerja sama untuk mempertahankan, memperbaiki maupun mengembangkan kinerja yang ada sekarang.
e.       Bagaimana prestasi kerja akan diukur.
f.       Mengenali barbagai hambatan kerja dan menyingkirkannya.
Bila manajemen kinerja dipergunakan dengan tepat, banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh. Menurut Robert Bacal (2002:6) ada beberapa keuntungan manajemen kinerja yaitu :
a.       Bagi para manajer : mengurangi keterlibatannya dalam manajemen mikro, menghemat waktu, dengan membantu para karyawan mengambil keputusan sendiri dengan memastikan bahwa mereka memiliki pengetahuan serta pemahaman yang diperlukan, mengurangi kesalahfahaman yang meghabiskan waktu diantara para staf tentang siapa yang bertanggung jawab atas apa, mengurangi frekuensi situasi dimana para manajer tidak memiliki informasi pada saat membutuhkannya.
b.      Bagi karyawan : memperoleh pengetahuan yang lebih baik mengenai pekerjaan dan tanggung jawab mereka.
c.       Bagi organisasi : organisasi akan bekerja lebih efektif bila tujuan-tujuan organisasi, unit-unit kerja lebih kecil serta tanggung jawab semua karyawan  semuanya terhubungkan.
a.      Criteria Manajemen Kinerja yang Baik
Sistem manajemen kinerja yang seperti apa yang akan kita gunakan tentunya akan sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan masing-masing organisasi. Walaupun demikian Cascio yang dikutif Achmad S Ruky (2004:35) agar sebuah manajemen kinerja yang efektif hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut.
1.      Relevance : hal-hal atau factor-faktor yang diukur adalah yang relevan dan terkait dengan pekerjaannya, apakah itu outputnya, prosesnya dan inputnya.
2.      Sensitivity : sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan antara karyawan yang berprestasi dan tidak berprestasi.
3.      Reliability : sistem yang digunakan harus dapat diandalkan, dipercaya bahwa menggunakan tolak ukur yang objektif, sahih, akurat, konsisten, dan stabil.
4.      Acceptability : sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima oleh karyawan yang menjadi penilai maupun yang dinilai dan memfasilitasi komunikasi aktif dan konstruktif antara keduanya.
5.      Practicability : semua instrument misalnya formulir yang digunakan harus mudah digunakan oleh kedua belah pihak tidak rumit dan tidak berbelit-belit.
b.      Langkah-langkah Manajemen Kinerja
1.      Persiapan pelaksanaan proses.
2.      Penyusunan rencana kerja.
3.      Pengkomunikasian kinerja yang berkesinambungan.
4.      Pengumpulan data, pengamatan, dan dokumentasi.
5.      Mengevaluasi kinerja.
6.      Pengukuran dan penilaian kinerja.


4.      Pemberian Kompensasi
Program kompensasi atau balas jasa umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan, karyawan dan pemerintah. Supaya tujuan tercapai dan memberikan kepuasan bagi semua pihak hendaknya program pemberian kompensasi didasarkan pada prinsip adil dan wajar.
Tujuan Kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi antara lain adalah sebagai ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, stabilitas karyawan serta disiplin.
5.      Pengembangan Karier
Pengembangan karier adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi dalam jalur karier yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
a.      Pentingnya Karier
Seorang pekerja hendaknya memiliki pemahaman pola karier yang terbuka baginya. Sondang P. Siagiaan (2003:206) menyatakan ada tiga pola karier yang harus diketahui oleh seorang pekerja yaitu :
a)      Sasaran karier yang ingin ia capai dalam arti tingkat kedudukan atau jabatan tertinggi yang mungkin dicapai apabila ia mampu bekerja dengan produktif, loyal pada organisasi, menunjukkan perilaku yang fungsional serta mampu bertumbuh dan berkembang.
b)      Perencanaan karier dalam arti keterlibatan seseorang dalam pemilihan jalur dan sasaran kariernya.
c)      Kesediaan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam rangka pengembangan karier sambil berkarya.
b.      Hakikat dan Tujuan Pengembagan Karier
Secara umum hakikat dan tujuan pengembangan karier merupakan proses awal yang harus diketahui dengan jelas. Hakikat akan mengacu pada dasar kekuatan yang membantu proses pengembangan, sedangkan tujuan justru pada apa serta bagaimana meniti karier yang diharapkan.
Prinsip dasar yang dijadikan panduan pengembangan karier terdiri dari :
1.      Kemampuan manajerial.
2.      Kemampuan fungsional.
3.      Keamanan.
4.      Kreativitas.
5.      Otonomi independen.
Menurut Oteng Sutisna (1989) pengembangan karier hendaknya mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut :
1.      Pertumbuhan pribadi.
2.      Pengembangan professional.
3.      Tindakan perbaikan unit atau sistem.
4.      Mobilitas ke atas.
5.      Efektivitas jabatan.


Hal tersebut membawa implikasi :
1.      Pengembangan sumber daya manusia diperlukan untuk perubahan dan peningkatan kemajuan organisasi.
2.      Posisi pekerjaan tersebut akan ditinggalkan seseorang padahal posisi strategis merupakan suatu kebutuhan yang dicari-cari kehidupan manusia.
c.       Perencanaan Karier
Sondang P. Siagiaan (2003:207) mengemukakan ada lima hal yang harus dipertimbangkan agar para pegawai dapat menentukan jalur karier dan pengembangan karier yang dapat mereka tempuh yaitu :
1.      Perlakuan yang adil dalam berkarier. Perlakuan yang adil itu bisa terwujud apabila criteria promosi didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif, rasional, dan diketahui secara luas dikalangan pegawai.
2.      Kepedulian para atasan langsung. Para pegawai pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan langsung mereka dalam perencanaan karier masing-masing. Salah satu bentuk kepedulian adalah memberikan umpan balik kepada pegawai tentang pelaksanaan tugas masing-masing sehingga pegawai tersebut mengetahui potensi yang harus dikembangkan dan kelemahan yang harus diatasi.
3.      Informasi tentang berbagai peluang promosi. Para pegawai umumnya mengharapkan bahwa mereka memiliki akses kepada informasi tentang berbagai peluang untuk dipromosikan.
4.      Minat untuk dipromosikan. Pendekatan yang tepat digunakan dalam berbagai hal menumbuhkan minat pegawai untuk pengebagan karier ialah pendekatan yang fleksibel dan proaktif.
5.      Tingkat kepuasan. Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih kemajuan ukuran keberhasilan yang digunakan adalah berbeda-beda. Tingkat kepuasan akan dicapai pada tingkatan karier yang berbeda pada setiap pegawai.
d.      Pengembangan Karier
Betapapun baiknya suatu perencanaan karier yang telah dibuat oleh seorang pekerja disertai oleh suatu tujuan karier yang wajar dan realistic, rencana tersebut tidak akan menjadi kenyataan tanpa adanya pengembangan karier yang sistematik dan programmatic.
e.       Peranan Departemen SDM Dalam Pengembangan Karier
Peranan Departemen SDM dalam pengembangan karier merupakan suatu kenyataan bahwa dalam usaha menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariernya, seorang pegawai berangkat dari keinginan memuaskan berbagai jenis kebutuhannya. Oleh karena itu persepsi seorang pekerja tentang kemungkinan meniti karier dalam suatu organisasi akan sangat diwarnai oleh pandangan sampai sejauhmana pemenuhan akan kebutuhan pribadinya.
Sondang P Siagiaan (2003:221) mengemukakan lima sasaran dalam pengembagan karier pegawai yaitu :
1.      Membantu pegawai dalam pengembangan karier masing-masing yang pada gilirannya menumbuhkan loyalitas karena merasa dibantu oleh organisasi dalam meraih kemajuan dalam kariernya yang biasanya mengurangi keinginan pindah keorganisasi yang lainnya.
2.      Tersedianya sekelompok pegawai yang memiliki potensi dan kemampuan untuk dipromosikan di masa yang akan datang.
3.      Membantu para pelatih mengidentifikasi kebutuhan para pegawai dalam pelatihan dan pengembagan tertentu.
4.      Perbaikan dalam prestasi kerja, peningkatan loyalitas dan penumbuhan motivasi di kalangan pegawai.
5.      Meningkatkan produktivitas dan mutu kekayaan para pegawai.
f.       Pemberhentian
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen SDM. Istilah pemberhentian sinonim dengan separation, pemisahan atau pemutusan hubungan tenaga kerja karyawan dari suatu organisasi perusahaan. Fungsi pemberhentian harus mendapat perhatian serius dari pemimpin.
Pemberhentian didasarkan pada UU No 12 Tahun 1964 KUHP, berperikemanusiaan dan menghargai pengbdian yang diberikannya kepada organisasi.
Alasan Pemberhentian :
1.      UU.
2.      Keinginan perusahaan.
3.      Keinginan karyawan.
4.      Pensiun.
5.      Kontrak kerja berakhir.
6.      Kesehatan karyawan.
7.      Meninggal dunia.
8.      Perusahaan dilikuidasi.
Proses Pemberhentian :
1.      Musyawarah karyawan dengan pemimpin.
2.      Musyawarah pemimpin serikat buruh dengan pemimpin.
3.      Pemutusan berdasarkan keputusan pengadilan negeri.



BAB III
KESIMPULAN
A.    Simpulan
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen, pamong belajar, instruktur, tutor, widyaiswara) dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Untuk memahami konsep manajemen tenaga pendidik dan kependidikan, kita terlebih dahulu harus mengerti arti manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. Berbagai definisi tentang manajemen telah banyak dikemukakan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktivitas yang harus dilakukan mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu masuk ke dalam organisasi pendidikan sampai akhirnya berhenti melalui proses perencanaan SDM, perekrutan, seleksi, penempatan, pemberian kompensasi, penghargaan, pendidikan dan latihan atau pengembangan dan pemberhentian.
Tujuan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan berbeda dengan manajemen sumber daya manusia pada konteks bisnis, di dunia pendidikan tujuan manajemen SDM lebih mengarah pada pembangunan pendidikan yang bermutu, membentuk SDM yang handal, produktif, kreatif, dan berprestasi.
B.     Saran
Penulis menyarankan agar pemerintah memperhatikan secara serius dan berkala pada aspek manajemen pendidikan ini, karena dari pendidikanlah landasan kemaajuan bangsa Indonesia ini, manajemen pendidikan mengatur manusia-manusia (tenaga pendidik) yang berada didalamnya.



DAFTAR PUSTAKA

Arikuntoi, Suharsimi dan Yuliana, Lia. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
                  Aditya Media.

Kanwil Depdiknas Provinsi Jawa Barat. 2000. Buku Perundang-Undangan Tahun 2000.
                Bandung: Kanwil Depdiknas Provinsi Jawa Barat.

Siagiaan, S. 2000. Manajemen SDM. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukirman, Hartati. 2000. Manajemen Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY.