Wednesday, March 12, 2014

Makalah: Hakikat Belajar


HAKIKAT BELAJAR
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen: Komarudin Ks, Drs., M.pd.
Disusun Oleh:
Kelompok: 6
Anggota:
1.      Firda Nur’fauziyyah (113070073)
Kelas 1-F
2.      WIDIAWATI   (113070075)
Kelas 1-F
3.         Shah Mohammad Reza Fahlevi (113070148)
Kelas 1-F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
            Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Secara garis besar makalah ini memuat tentang Hakikat Manusia.
      Bersama ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini, terutama kepada: Allah SWT yang slalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya, Bapak Komarudin, Drs., M.Pd. yang telah membimbing kami hingga terselesaikanya makalah ini, dan semua rekan yang telah ikut membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
      Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, karena kami masih dalam proses belajar. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat, baik bagi penulis maupun yang lainnya.




Cirebon, 04 Maret  2014

Penyusun



DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................   i
Daftar isi ....................................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................  1
A. Latar Belakang ................................................................................................  1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................  1
C. Ruang Lingkup................................................................................................ 1
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan .......................................................................  1
E. Sistematika Penulisan ......................................................................................  2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................  3
A.    Kajian Teoritis .................................................................................................  3
1.      Pengertian Belajar ........................................................................................  3
2.      Pengertian Psikologi ....................................................................................  4
3.      Pengertian Perilaku ......................................................................................  5
4.      Pengertian Perkembangan ............................................................................  6
5.      Ciri-ciri Belajar .............................................................................................  7
6.      Prinsip-prinsip Belajar .................................................................................. 7
B.     Pembahasan ....................................................................................................  8
1.      Pengertian Belajar ........................................................................................  8
2.      Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi ................................................  8
3.      Prinsip Dasar Perilaku .................................................................................  11
4.      Prinsip Dasar Perkembangan dan Pribadi ...................................................  12
a.       Prinsip Dasar Perkembangan .............................................................  12
b.      Prinsip Dasar Pribadi/Kepribadian .....................................................  13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................  15
A.    Simpulan ........................................................................................................  15
B.     Saran ..............................................................................................................  15
Daftar Pustaka .........................................................................................................  16


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Pada waktu bayi, seorang bayi menguasai keterampilan-keterampilan yang sederhana, seperti memegang botol dan mengenal orang-orang di sekelilingnya. Ketika menginjak masa anak-anak dan remaja, sejumlah sikap, nilai, dan keterampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi. Pada saat dewasa, individu diharapkan telah mahir dengan tugas-tugas kerja tertentu dan keterampilan-keterampilan fungsional lainnya, seperti mengendarai mobil, berwiraswasta, dan menjalin kerja sama dengan orang lain.
Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Seorang ibu yang mengikuti seminar tentang pengaturan uang keluarga akan mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana mengelola uang keluarga yang kemudian mengetahui caranya mengelola uang keluarga. Sebelum seseorang bisa mengendarai sepeda, ia belajar lebih dahulu bagaimana caranya mengendarai sepeda. Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa belajar bukan hanya aktivitas yang dlakukan oleh pelajar saja, melainkan juga ibu rumah tangga dan yang lainnya.
Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah Pengertian Belajar?
2.      Apakah Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi?
3.      Apa Saja Prinsip Dasar Perilaku?
4.      Bagaimana Prinsip Dasar Perkembangan dan Perilaku?
C.    Ruang Lingkup
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai hakekat belajar dalam perspektif psikologi, prinsip dasar perilaku, prinsip dasar perkembangan dan perilaku.
D.    Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.      Tujuan Penulisan
a.       Mengetahui pengertian belajar.
b.      Mengetahui Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi.
c.       Mengetahui Prinsip Dasar Perilaku.
d.      Mengetahui Prinsip Dasar Perkembangan dan Perilaku.
2.      Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu:
a.       Untuk memenuhi tugas makalah Belajar dan Pembelajaran.
b.      Untuk mengetahui komponen apa saja yang termasuk ke dalam Hakikat Belajar.
E.     Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Kajian Teoritis
1.      Pengertian Belajar
2.      Pengertian Psikologi
3.      Pengertian Perilaku
4.      Pengertian Perkembangan
5.      Ciri-ciri Belajar
6.      Prinsip-prinsip Belajar
B.     Pembahasan
1.      Pengertian Belajar
2.      Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi
3.      Prinsip Dasar Perilaku
4.      Prinsip Dasar Perkembangan dan Pribadi
a.       Prinsip Dasar Perkembangan
b.      Prinsip Dasar Pribadi/Kepribadian
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kajian Teoritis
1.      Pengertian Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk menncapai kepandaian atau ilmu. Di sini, unsaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapat ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami,mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Fudyartanto, 2002).
Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002), belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind or memory, memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Definisi etimologis di atas mungkin sangat singkat dan sederhana, sehingga masih diperlukan penjelasan terminologis mengenai definisi belajar yang lebih mendalam. Dalam hal ini, banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar. Pertama, Cronchbach (1954). Menurut cronbach, “Learning is shown by change in behavior as result of experience”. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Dengan pengalaman tersebut pelajar menggunakan seluruh pancaindranya. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukana oleh Spears (1995), yang menyatakan bahwa “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti arah.
Kedua, Morgan dan kawan-kawan (1986), yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukan ole para ahli yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap sesuatu situasi seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena danya warisan genetic atau respons secara alamiah, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, dan sebagainya. Melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuanya (Soekamto & Winaputra, 1997).
Dari berbagai definisi di atas, kita dapat menemukan kesamaan-kesamaan pengertian yang di kemukakan oleh para ahli psikologi maupun ahli pendidikan. Bedanya,ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak peduli apakah hasil belajar tersebut mnghambat atau tidak menghambat proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Dengan demikian, terlihat bahwa para ahli psikologi lebih netral dalam memandang perubahan yang terjadi akibat adanya proses belajar, tidak peduli apakah positif atau negative. Sedangkan para ahli pendidikan memandang perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan positif yang ingin dicapai.

2.      Pengetian Psikologi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal yang pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa.
Sedangkan menurut  banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang dipelajari.
3.      Pengertian Perilaku
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.
Sedangkan menurut  banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian perilaku, diantaranya:
Menurut Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.
Menurut Soekidjo Notoatmojo, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Menurut Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
Menurut Louis Thurstone, rensis likert dan charles osgood, menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Menurut Chief, Bogardus, Lapierre, Mead dan Gordon Allport, menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
4.      Pengertian Perkembangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan" adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata "berkembang" tidak saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret (perhatikan kata-kata yang dicetak miring di atas).
Dalam Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology (1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya, tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme tersebut.
Selanjutnya, Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut.
a.       The progressive and continuous change in the organism from birth to death, perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
b.      Growth, perkembangan itu berarti pertumbuhan.
c.       Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts, perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.
d.      Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Namun, perlu pula penyusun kemukakan bahwa sebagian orang menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu tidak sama dengan tumbuh, begitupun sebaliknya.
5.      Ciri-ciri Belajar
Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar, yaitu:
  1. Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
  2. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
  3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
  4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
  5. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
6.      Prinsip-prinsip Belajar
Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
  1. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain.
  2. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
  3. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
  4. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
  5. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

B.     Pembahasan
1.      Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif individu terhadap lindungan yang di dasarkan oleh pengalaman.
2.      Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi
Ada lima cara pandang yang menonjol dalam psikologi dewasa ini adalah perspektif biologis, belajar,kognitif, sosiokultural, dan psikodinamika. Semua pendekatan ini secara unik mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku manusia, asumsi tentang cara kerja pikiran manusia, dan yang terpenting penjelasan tentang alasan seseorang berbuat sesuatu.
a.       Perspektif Biologis
Berfokus pada cara berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang. Implus-implus elektrik bergerak di sepanjang rangkaian sistem saraf yang rumit. Rangkaian hormon yang terkandung hormon yang terkandung di sepanjang aliran darah memberi tahu organ internal untuk memperoleh sel otak yang satu dengan memberi tahu organ internal untuk memperlambat atau mempercepat kerjanya. Zat kimiawi mengalir melintas ruang-ruang kecil yang memisahkan sel otak yang satu dengan sel otak lainnya. Para psikolog yang menerapkan persepektif biologis memperlajari cara berbagai peristiwa fisik ini berinteraksi dengan peristiwa di lingkungan eksternal sehingga menghasilkan persepsi, ingatan, dan perilaku.
Para ilmuan dengan perspektif ini mempelajari bagaimana biologi mempengaruhi proses belajar dan prestasi, persepsi tentang realitas, pengalaman emosi, dan kerentanan gangguan emosional. Ilmuwan-ilmuwan ini mempelajari cara pikiran dan tubuh saling berinteraksi satu sama lain dalam menimbulkan kondisi sakit dan sehat. Mereka menelaah konstribusi gen dan sejumlah faktor biologis lainnya dalam mempengaruhi perkembangan kemampuan dan sifat kepribadian. Dalam perspektif ini muncul, psikologi evolusi sebagai sebuah spesialisasi baru dan populer yang dipengaruhi oleh faktor genetis dan yang bersifat fungsional atau adaptif selama proses evolusi di masa lampau dapat tercermin dalam berbagai perilaku, proses mental, dan sifat mental kita di masa sekarang (lihat Bab 3). pesan yang hendak disampaikan oleh pendekatan biologis ini adalah bahwa kita tidak bisa memahami diri kita sendiri sepenuhnya jika kita tidak mengetahui tubuh kita.
b.      Perspektif Belajar
Menelaah cara lingkungan dan pemalaman mempengaruhi tindakan seseorang atau organisme lain. Dalam perspektif ini, para penganut aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (panishmenr) dalam mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu. Sebagai contoh: apakah anda kesulitan dalam menaati jadwal?. Seorang penganut aliran behaviorisme akan menganalisis gangguan lingkungan yang dianggap dapat membantu menjelaskan masalah ini. Behaviorisme merupakan aliran psikologi ilmiah yang dominan di Amerika Utara selama hampir setengah abad, pada dekade 1960-an.
Di sisi lain, pengikut teori perspektif belajar sosial-kognitif berusaha menggabungkan berbagai unsur dari behaviorisme dengan berbagai penelitian mengenai pikiran, nilai, ekspresi, dan niat. Mereka yakin bahwa proses belajar seseorang tidak hanya dicapai melalui proses mengadaptasi perilaku agar sesuai dengan lingkungan, namun juga melalui proses peniruan perilaku orang lain dan dengan memikirkan berbagai peristiwa yang berlangsung di sekitar mereka. Perspektif belajar memiliki banyak aplikasi praktis. Secara historis, desakan dari para penganut aliran behaviorisme mengenai pentingnya ketepatan dan objektivitas telah berperan besar bagi kemajuan psikologis sebagai ilmu. Di damping itu, berbagai penelitian mengenai pentingnya ketepatan dan objektivitas telah berperan besar bagi kemajuan psikologi sebagai menghasilkan berbagai temuan yang sangat terpecaya.
c.       Perspektif Kognitif
Menekankan hal yang berlangsung di pikiran seseorang. Bagaimana seseorang berfikir, mengingat, memahami bahasa memecahkan masalah menjelaskan berbagai pengalaman, memperoleh sejumlah bahasa, memecah masalah, menjelaskan berbagai pengalaman, memperoleh sejumlah standar moral dan membentuk keyakinan (kata kognitif berasal dari bahasa Latin yang berarti “mengetahui” atau “untuk diketahui”). “Revolusi kognitif” dalam psikologi selama tahun 1970-an telah membawa perspektif ini ke garis depan.
Salah satu konstribusi penting yang telah disumbangkan perspektif ini adalah memperlihatkan bagaimana pikiran dan penjelasan yang seseorang kemukakan mempengaruhi berbagai tindakan perasaan dan pilihan mereka. Melalui berbagai metode yang cerdas untuk menyimpulkan proses mental berdasarkan perilaku yang terobservasi, kini para peneliti kognitif mampu mempelajari fenomena yang dulu pernah menjadi bahan spekulasi, seperti emosi, motivasi, dan wawasan (insight). Mereka merancang berbagai program komputer yang memperagakan cara manusia menyelesaikan tugas-tugas kompleks, menemukan apa yang berlangsung dalam pikiran seorang bayi dan mengidentifikasikan tipe-tipe intelegensi yang tidak takut terukur oleh tes IQ konvensional. Kini pendekatan kognitif merupakan salah satu perspektif yang paling kuat dalam prikologi. Pendekatan kognitif juga telah memberikan inspirasi bagi pembangunan penelitian secara besar-besar tentang cara pikiran yang sangat rumit dan kompleks.
d.      Perspektif Sosiokultural
Berfokus pada kekuatan sosial dan budaya sebagai kekuatan yang berkerja di luar individu. Kekuatan sosial aspek perilaku manusia. Mulai dari cara kita mencium sampai apa yang kita makan dan dimana peraturan budaya pada hampir seluruh perilaku kita. Kita ibarat ikan yang tidak sadar bahwa kita hidup di air, meskipun demikian jelasnya pengaruh air dalam kehidupan kita. Para psikolog dan perspektif ini mempelajari air yakni lingkungan sosial dan budaya tempat manusia “berenang” setiap harinya.
Melalui perspektif ini para psikolo sosial mengarahkan penelitiannya pada peraturan peran sosial, cara seseorang menaati otoritas, cara kita dipengaruhi oleh orang lain seperti pasangan, kekasih, teman, atasan, orang tua, dan orang asing. Psikolog budaya menelaah cara peraturan dan nilai budaya baik yang ekspelisit maupun implisit menpengaruhi perkembangan perilaku dan perasaan seseorang untuk menolong orang asing yang sedang mengalami kesulitan, atau cara budaya, mempengaruhi apa yang dilakukan seseorang ketika sedang berada dalam keadaan marah. Karena manusia pada hakikatnya adalah hewan sosial yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berbeda-beda. Perspektif sosiokultural telah membuat psikologi menjadi disiplin ilmu yang lebih representatif dan tepat.
e.       Perspektif Psikodinamika
Menguraikan dinamika ketidaksadaran seseorang, seperti dorongan dalam diri, konflik , dan energi insting. Perspektif ini berasal dari teori psikoanalisis Freud, namun kini dilengkapi tambahan dari teori-teori psikodinamika lainnya. Para psikolog psikodinamika mencoba menggali higngga dasar permukaan perilaku seseorang untuk menemukan sumber-sumbe yang tidak disadari. Mereka menganggap diri mereka arkeolog pikiran.
Jika diibaratkan sebagai tangan, perspektif psikodinamika adalah jempol, yang terkait dengan jari-jari lainnya, namun juga terpisah, karena secara radikal berbeda dari pendekatan-pendekatan lain, baik dalam bahasa yang digunakan, metode, maupun standar penentuan keabsahan ilmiahnya. Meskipun beberapa ilmuawan psikologi melakukan studi empiris terhadap konsep-konsep psikodinamika, banyak ilmuwan lainnya berpendapat bahwa pendekatan psikodinamika seharusnya digolongkan ke dalam filsafat atau sastra, dan bukan ke dalam psikologi akademik. Agaknya anda tidak akan banyak menjumpai psikoanalisis dalam sebagian besar jurnal ilmiah psikologi (Robins, Gosling dan Craik. 1999). Meskipun demikian, diluar psikologi empiris, banyak psikoterapi, novelis, maupun orang awam yang tertarik pada pendekatan psikodinamika, yaitu berfokus pada masalah-masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua jenis kelamin. Kekuatan seksualitas, dan ketakutan universitas terhadap kematian. Selengkapnya, dalam buku ini kita akan membahas banyak hal yang kontroversial secara terus terang menganai berbagai masalah psikodinamika.
3.      Prinsip Dasar Perilaku
Belajar kognitif,Afektif dan psikomotorik merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a.       Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b.      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c.       Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
Beberapa istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu: cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran, penghayatan, dan pengamalan.

4.      Prinsip Dasar Perkembangan dan Pribadi
a.      Prinsip Dasar Perkembangan
1)      Perkembangan melibatkan perubahan
Tujuan perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut, bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan ini, bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
2)      Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya
Bahwa perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah sebelumnya menjadi pola kebiasaan.
3)      Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.
4)      Pola perkembangan dapat diramalkan
Walaupun pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi lingkungan di masa pra lahir dan pasca lahir.
5)      Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
Yang penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak, perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik, perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
6)      Terdapat perbedaan individu dalam berkembang
Bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan perilaku yang sama pada semua anak.
Periode pola perkembangan
Periode perkembangan biasanya disebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku “bermasalah”.
7)      Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial
Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
8)      Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial
Bahaya tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola perkembangan.
9)      Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan
Tahun pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling tidak bahagia.

b.      Prinsip Dasar Pribadi/Kepribadian
1)      Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dan Bahasa Inggris personality secara etimologis berasal dan bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya; seorang pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya. Jadi personare itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dan tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.
Kepribadian dapat juga diartikan sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam rnelakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik” Keunikan penyesuaian tersebut sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut.

a)      Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika pen laku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
b)      Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan
c)      Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
d)     Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dan lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung marah, sedih atau putus asa.
e)      Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dan tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang dihadapi.
f)       Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.










BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Belajar merupakan aktivitas kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif individu terhadap lindungan yang di dasarkan oleh pengalaman.
Ada lima cara pandang yang menonjol dalam psikologi dewasa ini adalah perspektif biologis, belajar,kognitif, sosiokultural, dan psikodinamika. Semua pendekatan ini secara unik mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku manusia, asumsi tentang cara kerja pikiran manusia, dan yang terpenting penjelasan tentang alasan seseorang berbuat sesuatu.
Tujuan pendidikan yang berdasarkan perilaku di bagi kedalam tiga domain, yaitu: Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.
B.     Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan kepada pembaca khususnya kepada peserta didik  bahwa belajar sanagatlah penting untuk diri kita. Dimana dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan belajar pula kita dapat mengembangkan beragam kemampuan dan sikap. yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Sedangkan untuk para peserta didik, khususnya penulis sendiri menyarankan bahwa seorang pendidik, menjadi fasilisator bagi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik dan merubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ismail, Siska. 2012. Makalah Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
          
http://siskaismail.blogspot.com/2012/06/makalah-hakikat-belajar-dan.html.
           [05 Juni 2012].

Wahyuni, Nur Esa. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.