HAKIKAT
BELAJAR
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran
Dosen: Komarudin Ks, Drs., M.pd.
Dosen: Komarudin Ks, Drs., M.pd.
Disusun
Oleh:
Kelompok: 6
Anggota:
Kelompok: 6
Anggota:
1. Firda
Nur’fauziyyah (113070073)
Kelas 1-F
2. WIDIAWATI (113070075)
Kelas 1-F
3.
Shah Mohammad Reza Fahlevi (113070148)
Kelas 1-F
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran. Secara garis besar makalah ini memuat tentang Hakikat
Manusia.
Bersama ini kami juga menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah
ini, terutama kepada: Allah SWT yang slalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
Bapak Komarudin, Drs., M.Pd. yang telah membimbing kami hingga terselesaikanya
makalah ini, dan semua rekan yang telah ikut membimbing kami dalam pembuatan
makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, karena kami masih dalam proses
belajar. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua
dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat, baik
bagi penulis maupun yang lainnya.
Cirebon,
04 Maret 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................... i
Daftar isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup................................................................................................ 1
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................................... 1
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 2
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup................................................................................................ 1
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan ....................................................................... 1
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
A. Kajian
Teoritis ................................................................................................. 3
1. Pengertian
Belajar ........................................................................................ 3
2. Pengertian
Psikologi .................................................................................... 4
3. Pengertian
Perilaku ...................................................................................... 5
4. Pengertian
Perkembangan ............................................................................ 6
5. Ciri-ciri
Belajar ............................................................................................. 7
6. Prinsip-prinsip
Belajar .................................................................................. 7
B. Pembahasan
.................................................................................................... 8
1. Pengertian
Belajar ........................................................................................ 8
2. Hakekat
Belajar dalam Perspektif Psikologi ................................................ 8
3. Prinsip
Dasar Perilaku ................................................................................. 11
4. Prinsip
Dasar Perkembangan dan Pribadi ................................................... 12
a. Prinsip
Dasar Perkembangan ............................................................. 12
b. Prinsip
Dasar Pribadi/Kepribadian ..................................................... 13
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 15
A. Simpulan
........................................................................................................ 15
B. Saran
.............................................................................................................. 15
Daftar Pustaka ......................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat.
Pada waktu bayi, seorang bayi menguasai keterampilan-keterampilan yang
sederhana, seperti memegang botol dan mengenal orang-orang di sekelilingnya.
Ketika menginjak masa anak-anak dan remaja, sejumlah sikap, nilai, dan
keterampilan berinteraksi sosial dicapai sebagai kompetensi. Pada saat dewasa,
individu diharapkan telah mahir dengan tugas-tugas kerja tertentu dan
keterampilan-keterampilan fungsional lainnya, seperti mengendarai mobil,
berwiraswasta, dan menjalin kerja sama dengan orang lain.
Belajar
merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam
dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Seorang ibu
yang mengikuti seminar tentang pengaturan uang keluarga akan mendapatkan
pengetahuan tentang bagaimana mengelola uang keluarga yang kemudian mengetahui
caranya mengelola uang keluarga. Sebelum seseorang bisa mengendarai sepeda, ia
belajar lebih dahulu bagaimana caranya mengendarai sepeda. Dari contoh
tersebut, jelaslah bahwa belajar bukan hanya aktivitas yang dlakukan oleh
pelajar saja, melainkan juga ibu rumah tangga dan yang lainnya.
Dengan demikian,
belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan,
sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku
juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
Pengertian Belajar?
2. Apakah
Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi?
3. Apa
Saja Prinsip Dasar Perilaku?
4. Bagaimana
Prinsip Dasar Perkembangan dan Perilaku?
C.
Ruang
Lingkup
Dalam makalah
ini kami akan membahas mengenai hakekat belajar dalam perspektif psikologi,
prinsip dasar perilaku, prinsip dasar perkembangan dan perilaku.
D.
Tujuan
dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan
Penulisan
a. Mengetahui
pengertian belajar.
b. Mengetahui
Hakekat Belajar dalam Perspektif Psikologi.
c. Mengetahui
Prinsip Dasar Perilaku.
d. Mengetahui
Prinsip Dasar Perkembangan dan Perilaku.
2. Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari
penulisan ini yaitu:
a. Untuk
memenuhi tugas makalah Belajar dan Pembelajaran.
b. Untuk
mengetahui komponen apa saja yang termasuk ke dalam Hakikat Belajar.
E.
Sistematika
Penulisan
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Ruang Lingkup
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Kajian Teoritis
1. Pengertian
Belajar
2. Pengertian
Psikologi
3. Pengertian
Perilaku
4. Pengertian
Perkembangan
5. Ciri-ciri
Belajar
6. Prinsip-prinsip
Belajar
B.
Pembahasan
1. Pengertian
Belajar
2. Hakekat
Belajar dalam Perspektif Psikologi
3. Prinsip
Dasar Perilaku
4. Prinsip
Dasar Perkembangan dan Pribadi
a. Prinsip
Dasar Perkembangan
b. Prinsip
Dasar Pribadi/Kepribadian
BAB
III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
A. Simpulan
B. Saran
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Kajian
Teoritis
1.
Pengertian
Belajar
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa
belajar adalah sebuah kegiatan untuk menncapai kepandaian atau ilmu. Di sini,
unsaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk
memenuhi kebutuhannya mendapat ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu,
memahami,mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Fudyartanto,
2002).
Sedangkan
menurut Hilgrad dan Bower (Fudyartanto, 2002), belajar (to learn) memiliki arti: 1) to
gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2)
to fix in the mind or memory, memorize;
3) to acquire trough experience; 4) to
become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut, belajar memiliki
pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau
menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau
kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Definisi
etimologis di atas mungkin sangat singkat dan sederhana, sehingga masih
diperlukan penjelasan terminologis mengenai definisi belajar yang lebih
mendalam. Dalam hal ini, banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar. Pertama, Cronchbach (1954). Menurut
cronbach, “Learning is shown by change in behavior as result of experience”.
Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Dengan pengalaman tersebut
pelajar menggunakan seluruh pancaindranya. Pendapat ini sesuai dengan apa yang
dikemukana oleh Spears (1995), yang menyatakan bahwa “Learning is to observe,
to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.
Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti arah.
Kedua,
Morgan dan kawan-kawan (1986), yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau
pengalaman. Pernyataan Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan apa yang
dikemukan ole para ahli yang menyatakan bahwa belajar adalah proses yang dapat
menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap sesuatu
situasi seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya proses internal
yang terjadi di dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena danya
warisan genetic atau respons secara alamiah, seperti kelelahan, pengaruh
obat-obatan, rasa takut, dan sebagainya. Melainkan perubahan dalam pemahaman,
perilaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuanya (Soekamto &
Winaputra, 1997).
Dari berbagai
definisi di atas, kita dapat menemukan kesamaan-kesamaan pengertian yang di
kemukakan oleh para ahli psikologi maupun ahli pendidikan. Bedanya,ahli
psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat dilihat dan tidak
peduli apakah hasil belajar tersebut mnghambat atau tidak menghambat proses
adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya.
Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan
manusia ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain. Dengan demikian, terlihat bahwa para ahli psikologi lebih netral dalam
memandang perubahan yang terjadi akibat adanya proses belajar, tidak peduli
apakah positif atau negative. Sedangkan para ahli pendidikan memandang
perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan positif yang ingin dicapai.
2.
Pengetian
Psikologi
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu
yang berkaitan dengan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal
yang pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang gejala dan
kegiatan-kegiatan jiwa.
Sedangkan
menurut banyak ahli yang mengemukakan
pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
Pengertian
Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat
dilihat secara langsung maupun yang
tidak dapat dilihat secara langsung.
Pengertian
Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan lingkungannya.
Pengertian
Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka
adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara,
duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi
berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari
beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai
individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut
berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari
maupun yang tidak disadari.
Dapat
diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada
hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan
dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur
kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu
psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang dipelajari.
3. Pengertian Perilaku
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu
terhadap rangsangan atau lingkungan.
Sedangkan
menurut banyak ahli yang mengemukakan
pendapat tentang pengertian perilaku, diantaranya:
Menurut
Petty Cocopio, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap
dirinya sendiri, obyek atau issue.
Menurut
Soekidjo Notoatmojo, perilaku adalah reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.
Menurut
Heri Purwanto, perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai
kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
Menurut
Louis Thurstone, rensis likert dan charles osgood, menurut mereka perilaku
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun
perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.
Menurut
Chief, Bogardus, Lapierre, Mead dan Gordon Allport, menurut kelompok pemikiran
ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan
cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan
kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
4.
Pengertian
Perkembangan
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991), "perkembangan" adalah perihal
berkembang. Selanjutnya, kata "berkembang" menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan
banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran,
pengetahuan, dan sebagainya. Dengan demikian, kata "berkembang" tidak
saja meliputi aspek yang berarti abstrak seperti pikiran dan pengetahuan,
tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret (perhatikan kata-kata yang
dicetak miring di atas).
Dalam
Dictionary of Psychology (1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology
(1988), arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang
progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya,
tanpa membedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme
tersebut.
Selanjutnya,
Dictionary of Psychology di atas secara lebih luas merinci pengertian
perkembangan manusia sebagai berikut.
a. The
progressive and continuous change in the organism from birth to death,
perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam
diri organisme sejak lahir hingga mati.
b. Growth,
perkembangan itu berarti pertumbuhan.
c. Change
in the shape and integration of bodily parts into functional parts,
perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang bersifat
jasmaniah ke dalam bagian-bagian yang fungsional.
d. Maturation
or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior, perkembangan
itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan
hasil belajar.
Berdasarkan uraian-uraian
di atas, penyusun berkesimpulan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan
jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Namun,
perlu pula penyusun kemukakan bahwa sebagian orang menganggap perkembangan
sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu
tidak sama dengan tumbuh, begitupun sebaliknya.
5.
Ciri-ciri
Belajar
Dari
beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri
belajar, yaitu:
- Belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar.
- Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
- Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
- Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
- Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
6. Prinsip-prinsip
Belajar
Di
dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu
memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
- Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar bukan orang lain.
- Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya
- Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.
- Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
- Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberikan tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
B.
Pembahasan
1.
Pengertian
Belajar
Belajar
merupakan aktivitas kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif
individu terhadap lindungan yang di dasarkan oleh pengalaman.
2.
Hakekat
Belajar dalam Perspektif Psikologi
Ada
lima cara pandang yang menonjol dalam psikologi dewasa ini adalah perspektif
biologis, belajar,kognitif, sosiokultural, dan psikodinamika. Semua pendekatan
ini secara unik mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku manusia,
asumsi tentang cara kerja pikiran manusia, dan yang terpenting penjelasan
tentang alasan seseorang berbuat sesuatu.
a. Perspektif
Biologis
Berfokus pada cara berbagai peristiwa yang
berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan, dan pikiran seseorang.
Implus-implus elektrik bergerak di sepanjang rangkaian sistem saraf yang rumit.
Rangkaian hormon yang terkandung hormon yang terkandung di sepanjang aliran
darah memberi tahu organ internal untuk memperoleh sel otak yang satu dengan
memberi tahu organ internal untuk memperlambat atau mempercepat kerjanya. Zat
kimiawi mengalir melintas ruang-ruang kecil yang memisahkan sel otak yang satu
dengan sel otak lainnya. Para psikolog yang menerapkan persepektif biologis
memperlajari cara berbagai peristiwa fisik ini berinteraksi dengan peristiwa di
lingkungan eksternal sehingga menghasilkan persepsi, ingatan, dan perilaku.
Para ilmuan dengan perspektif ini mempelajari
bagaimana biologi mempengaruhi proses belajar dan prestasi, persepsi tentang
realitas, pengalaman emosi, dan kerentanan gangguan emosional. Ilmuwan-ilmuwan
ini mempelajari cara pikiran dan tubuh saling berinteraksi satu sama lain dalam
menimbulkan kondisi sakit dan sehat. Mereka menelaah konstribusi gen dan
sejumlah faktor biologis lainnya dalam mempengaruhi perkembangan kemampuan dan
sifat kepribadian. Dalam perspektif ini muncul, psikologi evolusi sebagai
sebuah spesialisasi baru dan populer yang dipengaruhi oleh faktor genetis dan
yang bersifat fungsional atau adaptif selama proses evolusi di masa lampau
dapat tercermin dalam berbagai perilaku, proses mental, dan sifat mental kita
di masa sekarang (lihat Bab 3). pesan yang hendak disampaikan oleh pendekatan
biologis ini adalah bahwa kita tidak bisa memahami diri kita sendiri sepenuhnya
jika kita tidak mengetahui tubuh kita.
b. Perspektif
Belajar
Menelaah cara lingkungan dan pemalaman mempengaruhi
tindakan seseorang atau organisme lain. Dalam perspektif ini, para penganut
aliran behaviorisme (behaviorist) menaruh perhatian pada peranan penghargaan
(reward) maupun hukuman (panishmenr) dalam mempertahankan atau mengurangi
kecenderungan munculnya perilaku tertentu. Sebagai contoh: apakah anda
kesulitan dalam menaati jadwal?. Seorang penganut aliran behaviorisme akan
menganalisis gangguan lingkungan yang dianggap dapat membantu menjelaskan masalah
ini. Behaviorisme merupakan aliran psikologi ilmiah yang dominan di Amerika
Utara selama hampir setengah abad, pada dekade 1960-an.
Di sisi lain, pengikut teori perspektif belajar
sosial-kognitif berusaha menggabungkan berbagai unsur dari behaviorisme dengan
berbagai penelitian mengenai pikiran, nilai, ekspresi, dan niat. Mereka yakin
bahwa proses belajar seseorang tidak hanya dicapai melalui proses mengadaptasi
perilaku agar sesuai dengan lingkungan, namun juga melalui proses peniruan
perilaku orang lain dan dengan memikirkan berbagai peristiwa yang berlangsung
di sekitar mereka. Perspektif belajar memiliki banyak aplikasi praktis. Secara
historis, desakan dari para penganut aliran behaviorisme mengenai pentingnya
ketepatan dan objektivitas telah berperan besar bagi kemajuan psikologis
sebagai ilmu. Di damping itu, berbagai penelitian mengenai pentingnya ketepatan
dan objektivitas telah berperan besar bagi kemajuan psikologi sebagai
menghasilkan berbagai temuan yang sangat terpecaya.
c. Perspektif
Kognitif
Menekankan hal yang berlangsung di pikiran
seseorang. Bagaimana seseorang berfikir, mengingat, memahami bahasa memecahkan
masalah menjelaskan berbagai pengalaman, memperoleh sejumlah bahasa, memecah
masalah, menjelaskan berbagai pengalaman, memperoleh sejumlah standar moral dan
membentuk keyakinan (kata kognitif berasal dari bahasa Latin yang berarti
“mengetahui” atau “untuk diketahui”). “Revolusi kognitif” dalam psikologi
selama tahun 1970-an telah membawa perspektif ini ke garis depan.
Salah satu konstribusi penting yang telah
disumbangkan perspektif ini adalah memperlihatkan bagaimana pikiran dan
penjelasan yang seseorang kemukakan mempengaruhi berbagai tindakan perasaan dan
pilihan mereka. Melalui berbagai metode yang cerdas untuk menyimpulkan proses
mental berdasarkan perilaku yang terobservasi, kini para peneliti kognitif
mampu mempelajari fenomena yang dulu pernah menjadi bahan spekulasi, seperti
emosi, motivasi, dan wawasan (insight). Mereka merancang berbagai program
komputer yang memperagakan cara manusia menyelesaikan tugas-tugas kompleks,
menemukan apa yang berlangsung dalam pikiran seorang bayi dan
mengidentifikasikan tipe-tipe intelegensi yang tidak takut terukur oleh tes IQ
konvensional. Kini pendekatan kognitif merupakan salah satu perspektif yang
paling kuat dalam prikologi. Pendekatan kognitif juga telah memberikan
inspirasi bagi pembangunan penelitian secara besar-besar tentang cara pikiran
yang sangat rumit dan kompleks.
d. Perspektif
Sosiokultural
Berfokus pada kekuatan sosial dan budaya sebagai
kekuatan yang berkerja di luar individu. Kekuatan sosial aspek perilaku
manusia. Mulai dari cara kita mencium sampai apa yang kita makan dan dimana
peraturan budaya pada hampir seluruh perilaku kita. Kita ibarat ikan yang tidak
sadar bahwa kita hidup di air, meskipun demikian jelasnya pengaruh air dalam
kehidupan kita. Para psikolog dan perspektif ini mempelajari air yakni
lingkungan sosial dan budaya tempat manusia “berenang” setiap harinya.
Melalui perspektif ini para psikolo sosial
mengarahkan penelitiannya pada peraturan peran sosial, cara seseorang menaati
otoritas, cara kita dipengaruhi oleh orang lain seperti pasangan, kekasih,
teman, atasan, orang tua, dan orang asing. Psikolog budaya menelaah cara
peraturan dan nilai budaya baik yang ekspelisit maupun implisit menpengaruhi
perkembangan perilaku dan perasaan seseorang untuk menolong orang asing yang
sedang mengalami kesulitan, atau cara budaya, mempengaruhi apa yang dilakukan
seseorang ketika sedang berada dalam keadaan marah. Karena manusia pada hakikatnya
adalah hewan sosial yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang berbeda-beda.
Perspektif sosiokultural telah membuat psikologi menjadi disiplin ilmu yang
lebih representatif dan tepat.
e. Perspektif
Psikodinamika
Menguraikan dinamika ketidaksadaran seseorang,
seperti dorongan dalam diri, konflik , dan energi insting. Perspektif ini
berasal dari teori psikoanalisis Freud, namun kini dilengkapi tambahan dari
teori-teori psikodinamika lainnya. Para psikolog psikodinamika mencoba menggali
higngga dasar permukaan perilaku seseorang untuk menemukan sumber-sumbe yang
tidak disadari. Mereka menganggap diri mereka arkeolog pikiran.
Jika diibaratkan sebagai tangan, perspektif
psikodinamika adalah jempol, yang terkait dengan jari-jari lainnya, namun juga
terpisah, karena secara radikal berbeda dari pendekatan-pendekatan lain, baik
dalam bahasa yang digunakan, metode, maupun standar penentuan keabsahan
ilmiahnya. Meskipun beberapa ilmuawan psikologi melakukan studi empiris
terhadap konsep-konsep psikodinamika, banyak ilmuwan lainnya berpendapat bahwa
pendekatan psikodinamika seharusnya digolongkan ke dalam filsafat atau sastra,
dan bukan ke dalam psikologi akademik. Agaknya anda tidak akan banyak menjumpai
psikoanalisis dalam sebagian besar jurnal ilmiah psikologi (Robins, Gosling dan
Craik. 1999). Meskipun demikian, diluar psikologi empiris, banyak psikoterapi,
novelis, maupun orang awam yang tertarik pada pendekatan psikodinamika, yaitu
berfokus pada masalah-masalah psikologis besar seperti hubungan antara dua jenis
kelamin. Kekuatan seksualitas, dan ketakutan universitas terhadap kematian.
Selengkapnya, dalam buku ini kita akan membahas banyak hal yang kontroversial
secara terus terang menganai berbagai masalah psikodinamika.
3.
Prinsip
Dasar Perilaku
Belajar
kognitif,Afektif dan psikomotorik merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk
tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom
pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa
domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam
pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a. Cognitive
Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b. Affective
Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c. Psychomotor
Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
Beberapa
istilah lain yang juga menggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantoro, yaitu:
cipta, rasa, dan karsa. Selain itu, juga dikenal istilah: penalaran,
penghayatan, dan pengamalan.
4.
Prinsip
Dasar Perkembangan dan Pribadi
a.
Prinsip
Dasar Perkembangan
1) Perkembangan
melibatkan perubahan
Tujuan
perkembangan adalah realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan. Sikap anak
terhadap perubahan dipengaruhi oleh kesadaran akan perubahan tersebut,
bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku anak, sikap social terhadap perubahan
ini, bagaimana mereka mempengaruhi penampilan anak, dan bagaimanan kelompok
sosial bereaksi terhadap anak ketika perubahan ini terjadi.
2) Perkembangan
awal lebih kritis dari pada perkembangan selanjutnya
Bahwa
perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan selanjutnya, karena
dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar dan pengalaman. Apabila
perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak, ia dapat diubah
sebelumnya menjadi pola kebiasaan.
3) Perkembangan
merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan
menekankan kenyataan bahwa perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan
belajar dengan kematangan yang menetapkan batas dari perkembangan.
4) Pola
perkembangan dapat diramalkan
Walaupun
pola yang dapat diramalkan ini dapat diperlambat dan dipercepat oleh kondisi
lingkungan di masa pra lahir dan pasca lahir.
5) Pola
perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
Yang
penting diantaranya adalah persamaan pola perkembangan bagi semua anak,
perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke tanggapan spesifik,
perkembangan terjadi secara berkesinambungan, berbagai bidang perkembangan
dengan kecepatan yang berbeda, dan terdapat korelasi dalam perkembangan.
6) Terdapat
perbedaan individu dalam berkembang
Bahwa
terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang sebagian karena pengaruh
bawaan dan sebagian karena kondisi lingkungan. Ini berlaku baik dalam
perkembangan fisik maupun psikologis. Kepentingan untuk mengetahui bahwa
terdapat perbedaan individu dalam perkembangan adalah bahwa ia mennekankan
pentingnya melatih anak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak mengharapkan
perilaku yang sama pada semua anak.
Periode pola perkembangan
Periode
perkembangan biasanya disebut periode pralahir, masa neonatus, masa bati, masa
kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, dan masa puber. Dalam semua periode ini
terdapat saat-saat keseimbangan dan ketidakseimbangan, serta pola perilaku yang
normal dan yang terbawa dari periode sebelumnya biasanya disebut perilaku
“bermasalah”.
7) Pada
setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial
Harapan
sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan
guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola
perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik.
8) Setiap
bidang perkembangan mengandung bahaya dan potensial
Bahaya
tersebut terjadi baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola
perkembangan.
9) Kebahagiaan
bervariasi pada berbagai periode perkembangan
Tahun
pertama kehidupan biasanya paling bahagia dan masa puber biasanya yang paling
tidak bahagia.
b.
Prinsip
Dasar Pribadi/Kepribadian
1) Pengertian
Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan
terjemahan dan Bahasa Inggris personality secara etimologis berasal dan bahasa
Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai
oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah
laku dan karakter pribadi Sedangkan yang dimaksud dengan personare adalah bahwa
pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk
mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Misalnya; seorang
pemurung, pendiam, periang, peramah, pemarah, dan sebagainya. Jadi personare
itu bukan pribadi pemain itu sendiri, tetapi gambaran pribadi dan tipe manusia
tertentu dengan melalui kedok yang dipakainya.
Kepribadian dapat juga diartikan
sebagai “kualitas perilaku individu yang tampak dalam rnelakukan penyesuaian
dirinya terhadap lingkungan secara unik” Keunikan penyesuaian tersebut sangat
berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal
berikut.
a) Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam
mematuhi etika pen laku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian
atau pendapat.
b) Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang,
atau cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari
lingkungan
c) Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang
bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).
d) Stabilitas
emosi, yaitu
kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dan lingkungan. Seperti:
mudah tidaknya tersinggung marah, sedih atau putus asa.
e) Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk
menerima risiko dan tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau
menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri risiko yang
dihadapi.
f) Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang
berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi ini seperti tampak dalam
sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan
orang lain.
BAB
III
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Belajar merupakan aktivitas kearah
perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif individu terhadap lindungan yang
di dasarkan oleh pengalaman.
Ada
lima cara pandang yang menonjol dalam psikologi dewasa ini adalah perspektif
biologis, belajar,kognitif, sosiokultural, dan psikodinamika. Semua pendekatan
ini secara unik mengajukan sejumlah pertanyaan mengenai perilaku manusia,
asumsi tentang cara kerja pikiran manusia, dan yang terpenting penjelasan
tentang alasan seseorang berbuat sesuatu.
Tujuan
pendidikan yang berdasarkan perilaku di bagi kedalam tiga domain, yaitu: Cognitive
Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan
mengoperasikan mesin.
B. Saran
Dari
kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan kepada pembaca khususnya kepada
peserta didik bahwa belajar sanagatlah penting untuk diri kita. Dimana
dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan
belajar pula kita dapat mengembangkan beragam kemampuan dan sikap. yaitu adanya
perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan
dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar. Sedangkan untuk para peserta
didik, khususnya penulis sendiri menyarankan bahwa seorang pendidik, menjadi
fasilisator bagi peserta didiknya untuk mengembangkan potensi yang ada pada
diri peserta didik dan merubah tingkah laku peserta didik menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati.
2009. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ismail,
Siska. 2012. Makalah Belajar dan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://siskaismail.blogspot.com/2012/06/makalah-hakikat-belajar-dan.html.
[05 Juni 2012].
Wahyuni,
Nur Esa. 2012. Teori Belajar dan
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
LAPORAN HASIL DISKUSI
Pertanyaan:
1. Nurkhasanah (1-I):
Bagaimana cara menangani karakter siswa yang berbeda-beda?
Jawaban :
Shah
Mohammad R F : Yaitu dengan cara pendekatan kepada
siswa, sehingga kita mengetahui perbedaan karakter siswa tersebut.
2. Meida Anggraeni (1-F):
Bagaimana hubungan perspektif biologis dengan proses belajar?
Jawaban:
Firda
Nur’fauzziyyah: Para ilmuan dengan perspektif biologis
ini mempelajari bagaimana biologi mempengaruhi proses belajar dan prestasi,
persepsi tentang realitas, pengalaman emosi, dan kerentanan gangguan emosional.
Ilmuwan-ilmuwan ini mempelajari cara pikiran dan tubuh saling berinteraksi satu
sama lain dalam menimbulkan kondisi sakit dan sehat. Jadi, apabila tubuh kita
sakit kita tidak bisa mengikuti proses belajar dengan baik.
3. Juju Juhartinih (1-F):
Apa yang dimaksud pola perkembangan dapat diramalkan?
Jawaban:
Widiawati:
Pola perkembangan yang bisa diramalkan dari sekarang, misalnya dari kemampuan
yang dimiliki seorang siswa kita bisa mengetahui siswa tersebut kedepannya akan
jadi apa. Contohnya : masalah penjurusan di sekolah menengah.
4. Anggi Muchsin N (1-F):
Bagaimana cara mengatasi factor lingkungan yang buruk karena seseorang?
Jawaban:
Shah
Mohammad R F: Caranya dengan mengikutsertakan siswa
tersebut ke kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga siswa tersebut tidak akan
merusak lingkungan tersebut.
5. Muhammad Rizqi (1-I):
Bagaimana cara seorang pengajar agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif
kepada siswanya?
Jawaban:
Widiawati:
Kognitif yaitu berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual,
seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir. Cara pengajar untuk
meningkatkan kemampuan konitif kepada siswanya yaitu dengan cara memberikan
tugas-tugas, presentasi, dan lain-lain.
6. Yudrick Maulana Fiqri:
Bagaimana cara menangani siswa yang memiliki watak yang buruk?
Jawaban:
Shah
Mohammad R F: Karena watak tidak bisa dirubah, maka
sifatnya yang kita rubah, caranya yaitu dengan menasehatinya. Contohnya: yaitu
dengan melakukan pendekatan terhadap siswa tersebut dan memberikan perhatian
lebih kepada siswa tersebut.
7. Putri (1-I):
Apa yang dimaksud pada setiap periode perkembangan
terdapat harapan sosial?
Jawaban:
Widiawati: Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik. Misalnya, orangtua mengharapkan anaknya menjadi anak yang cerdas.
Widiawati: Harapan sosial ini terbentuk tugas perkembangan yang memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia berapa anak-anak mampu menguasai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi penyesuaian yang baik. Misalnya, orangtua mengharapkan anaknya menjadi anak yang cerdas.
8. Linda Islami (1-F): Bagaimana
sikap seorang guru matematika untuk mengatasi kepada siswa bahwa belajar
matematika itu menyenangkan?
Jawaban:
Firda
Nur’fauzziyyah: Melakukan pendekatan kepada semua
siswa, merancang metode semenarik mungkin sehingga anak tidak merasa tertekan,
contoh: menunjukkan kepada anak penggunaan
matematika yang sangat sering dijumpai dikehidupan sehari-hari.
9. Nindi Nurfadila:
Apa pengertian psikoanalisis?
Jawaban:
Widiawati:
Psikoanalisis adalah suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku
manusia, seperti menganalisis perilaku manusia.
10. Yulia (1-I): Bagaimana
cara meningkatkan keterampilan siswa?
Jawaban:
Firda
Nur’fauzziyyah: Memberikan kesempatan kepada setiap
siswa untuk bereksplorasi dengan berpendapat dan atau mengungkapkan sebuah ide
secara mandiri, memberikan tugas kepada siswa untuk berdiskusi dan presentasi
di depan kelas.
0 Comments: