PERILAKU
TERPUJI
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK : 2
KETUA : WIDIAWATI
WAKIL : AMELIA OKTAVIANI
ANGGOTA :
1. FAJAR RIADI
2. FIEAULIA A.Z
3. GITA LARAS F
4. ISYANTI O.S
5. MUHAMAD MAHDI
6. NOVEL AZI SUHADA
7. NURFADZILA WATI
8. TITI RAHAYU
9. WIRA DWI UTAMA
KELAS : XII IPA 2
TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2012
KELOMPOK : 2
KETUA : WIDIAWATI
WAKIL : AMELIA OKTAVIANI
ANGGOTA :
1. FAJAR RIADI
2. FIEAULIA A.Z
3. GITA LARAS F
4. ISYANTI O.S
5. MUHAMAD MAHDI
6. NOVEL AZI SUHADA
7. NURFADZILA WATI
8. TITI RAHAYU
9. WIRA DWI UTAMA
KELAS : XII IPA 2
TANGGAL : 27 SEPTEMBER 2012
JLn. Raya Sleman
PO.BOX 05 Telp. (0234) 351526 Jatibarang Indramayu 45273
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………… i
Daftar
isi ………………………………………………………………………………… ii
BAB
I PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………..……………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………..……………………………….. 1
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………..……………………………….. 1
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………….…………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ………………………………..……………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah …………………………..……………………………….. 1
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………..……………………………….. 1
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………….…………………………….. 1
BAB
II PERILAKU TERPUJI .......................................…….………………………………… 2
2.1 Adil ………………………………..……………………………………………… 2
2.2 Ridha ………….…………………………………………………………….. 5
2.3 Amal Shaleh ………………………………....……………………………………….. 6
2.1 Adil ………………………………..……………………………………………… 2
2.2 Ridha ………….…………………………………………………………….. 5
2.3 Amal Shaleh ………………………………....……………………………………….. 6
BAB
III PENUTUP ……………………………..……………………………………. 11
3.1 Kesimpulan …………………………...……………………………………….. 11
3.1 Kesimpulan …………………………...……………………………………….. 11
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teramat
agung pribadi Rasullah saw. Sehingga para sahabat yang di tanha ole seorang
badui tentang akhlak beliau saw. Hanya mampu menangis karena tak sanggup untuk
menggambarkan betapa mulia akhlak beliau saw. Beliau di utus tidak lain untuk
menyempurnakan akhlak manusia dan sebagai suri tauladan yang baik sepanjang
zaman.
Kehadiran
Rasullah saw. Adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia lewat segala hal yang
beliau contohkan kepada umat manusia. Beliau tidak pernah pandang buluh dalam
hal menghargai manusia, penuh kasing sayang, tidak pernah mendendam, malahan
beliau pernah menangis ketika mengetahui bahwa balasan kekafiran adalah neraka
yang menyala-nyala hingga menginginkan umat manusia untuk meng-esakan Allah
Swt. Bab ini akan membahas tentang adil, ridha dan beramal shaleh!
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana berperilaku adil ?
1.2.2 Apa pengertian ridha ?
1.2.3 Apa saja yang termasuk amal shaleh ?
1.2.1 Bagaimana berperilaku adil ?
1.2.2 Apa pengertian ridha ?
1.2.3 Apa saja yang termasuk amal shaleh ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui bagaimana berperilaku adil.
1.3.2 Mengetahui pengertian ridha.
1.3.3 Mengetahui apa saja yang termasuk amal shaleh.
1.3.1 Mengetahui bagaimana berperilaku adil.
1.3.2 Mengetahui pengertian ridha.
1.3.3 Mengetahui apa saja yang termasuk amal shaleh.
1.4 Manfaat
Penelitian ini bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Meningkatkan pengetahuan tambahan tentang pendidikan agama islam yaitu tentang perilaku terpuji.
b. Pembaca
Pembaca bisa mengetahui apa saja yang termasuk perilaku terpuji, serta dapat menambah pengetahuan dan mengambil manfaatnya.
Penelitian ini bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Meningkatkan pengetahuan tambahan tentang pendidikan agama islam yaitu tentang perilaku terpuji.
b. Pembaca
Pembaca bisa mengetahui apa saja yang termasuk perilaku terpuji, serta dapat menambah pengetahuan dan mengambil manfaatnya.
BAB II
PERILAKU TERPUJI
PERILAKU TERPUJI
2.1 ADIL
Pengertian Adil
Adil
artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya. Maksudnya ialah tidak memihak antara
yang satu dengan yang lain. Menurut istilah, adil adalah menetapkan
suatu kebenaran terhadap dua masalah atau bebepara masalah untuk
dipecahkan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh agama. Dengan
demikian keadilan berarti bertindak atas dasar kebenaran, bukan
mengikuti kehendak hawa nafsu, Firman Allah Swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ
وَالأقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا
تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ
كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia. Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa ; 135)
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia. Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Nisa ; 135)
Maksud dari
berlaku adil berarti, memutuskan suatu perkara disesuaikan dengan amal
perbuatan seseorang tanpa memandang rakyat atau pejabat, miskin tau kaya siapa
yang bersalah harus dihukum. Karena Allah SWT yang maha adil membebani hukum
kepada hamba-Nya disesuaikan dengan kemampuannya.dan di dalam menjatuhi atau
memutuskan hukuman desisuaikan dengan apa yang pernah diperbuatnya. Perhatikan
firman Allah.
Artinya:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS. An-Najm 39 – 42)
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,dan bahwasanya kepada Tuhamulah kesudahan (segala sesuatu)”. (QS. An-Najm 39 – 42)
Berdasarkan
ayat di atas, dapat diambil pelajaran bahwa Allah SWT memerintahkan kepada
manusia untuk menegakkan keadilan walaupun terhadap ibu, bapak, kaum kerabat,
bahkan terhadap dirinya sendiri. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ
أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ
إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Artinya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. An-Nisa 58)
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS. An-Nisa 58)
Sebagai
pemimpin dan hakim, Rasulullah menegakka keadilan dengan sebaik-baiknya. Hal
ini beliau mencontohkan dalam haditsnya yang artinya :
“jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya”.(HR.Bukhari)
“jika sekiranya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku potong tangannya”.(HR.Bukhari)
Didalam hadits yang lain beliau beersabda yang artinya
:”Sesungguhnya Allah beserta para hakim selama hikim itu tidak curang, apabila
ia telah curang Allah pun menjauh dari hakim itu mulailahsetan menjadi teman
yang erat bagi hakim itu” (HR. At- Turmudzi)
Dari
keterangan ayat-ayat dan hadits diatas, jalaslah bahwa keadilan merupakan sendi
pokok ajaran Islam yang harus ditegakkan. Dengan ditegakkannya keadilan dlam
segala hal, akan menjamin segala urusan menjadi lancar. Sebaliknya, apabila
keadilan dikesampingkan dan diabaikan akan berkibat perpecahan dan kehancuran
di kalangan umat.
Apakah manfaat dan keutamaan dari orang yang berlaku
adil, jawabnya itu
a.
membuat orang disenangi sesamanya
b. memberi ketenangan dan ketenteraman hidup
c. mendatangkan ridla dari Allah karena telah mengerjakan perintah-Nya
d. Mendapatkam pahala di akhirat kelak, dan
e. meningkatkan semangat kerja
b. memberi ketenangan dan ketenteraman hidup
c. mendatangkan ridla dari Allah karena telah mengerjakan perintah-Nya
d. Mendapatkam pahala di akhirat kelak, dan
e. meningkatkan semangat kerja
2. Macam-macam
perilaku adil
Berlaku
adil dapat diklasifikasikan kepadai 4 bagian yaitu :
Barlaku adil kepada Allah SWT, yakni
menjadikan Allah satu-satunya Tuhan yang memiliki kesempurnaan, Kita sebagai
makhluknya harus senantiasa tunduk dan patuh pada perintah-Nya dan menjuhi
larangan-Nya.
Berlaku adil terhadap diri sendiri, yakni
menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar. Diri kita harus terjaga
dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan, tidak menganiaya diri sendiri
dengan menuruti hawa nafsu yang skibatnya dapat mencelakakan diri sendiri.
Berlaku adil terhadap orang lain, yakni
menempatkan orang lain pada tempat dan perilaku yang sesuai, layak, benar
memberikan hak orang lain dengan jujur dan benar serta tidak menyakiti dan
merugikan orang lain.
Berlaku adil terhadap makhluq lain, yakni
memberlakukan makhluq Allah SWT yang lain dengan layak dan sesuai dengan
syariat Islam dan menjaga kelestarian dengan merawat dan menjaga kelangsungan
dengan tidak merusaknya.
3. Menunjukkan
sikap adil terhadap orang lain dapat dilakukan dengan berbagai hal :
Patuh kepada perintah Allah dan Rasulnya.
Memberikan rasa aman kepada orang lain
dengan sikap ramah dan santun.
Menciptakan suasana aman, edukatif dan
rukun.
Bila bermitra harus saling menguntungkan
dan bermanfaat bagi seluruh manusia dan mekhluq serta dpat dipertanggung jawabkan
di dunia dan akhirat.
Tidak angkuh, sombong, kikir, boros iri dan
dengki dalam begaul dengan sesama manusia.
Selalu berprasangka baik terhadap orang
disekitarnya.
Selalu berbuat kebajikan dan tolong
menolong terhadap sesama khususnya kepada fakir miskin dan anak yatim piatu.
Selalu berfikir dengn benar sebelum
bertindak dan berbuat.
Tidak pilih kasih dalam bergaul.
Selain itu,
doa orang yang berlaku adil tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Nabi bersabda
yang artinya:
“Tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak”. (HR. Ahmad)
“Tiga orang yang tidak ditolak doanya: orang yang sedang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang teraniaya, Allah mengangkat doa mereka ke atas awan dan dibuka untuk doa itu segala pintu langit. Seraya Allah SWT berfirman: Demi kebesaran-Ku sesungguhnya Aku akan menolong engkau walau pertolongan-Ku Aku berikan pada masa kelak”. (HR. Ahmad)
4. Orang
yang melakukan keadilan mempunyai keutamaan sebgai berikut :
Terhadap diri sendiri, dapat seimbang antara :
a.
doa dengan usahanya;
b. karunia dengan ibadahnya
c. dunia dengan akhiratnya
b. karunia dengan ibadahnya
c. dunia dengan akhiratnya
Terhadap orang lain, memperlakukan manusia
sebagai mana mestinya dan memandang sama serta memperhatikan kewajiban dan
haknya.
Menciptakan ketenteraman dalam kehidupan
masyarakat, Sebab, menegakkan keadilan berarti menegakkan hukum
perundang-undangan, peraturan dan tata tertib.
Bersikap
adil hendaknya meliputu segala aspek kehidupan, baik hukum, hak dan
kewajiban, maupun dalam hal bergaul. Bahkan dalm berbicara pun hendaknya
bersikap adil. Firman Allah SWT
Apabila keadilan telah tertanam dan dijalankan oleh setiap manusia dalam segala
aspek kehidupan, ketenangan dan kebahagiaan akan dapat dirsakan oleh semua
lapisan msyarakat. Karena pentingnya keadilan maka Allah Swt
memerintahkan agar setiap manusia berbuat adil. Sebagimana Firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ
وَالأقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا
تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ
كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”( An Nisa’ : 135 )
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”( An Nisa’ : 135 )
Berbuat
sesuatu yang menyimpang dari keadilan berarti berbuat zalim (aniaya). Sedangkan
penganiayaan dapat merugikan diri sendiri dan maupun orang lain. Karena itu,
penganiayaan termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak disukai oleh
Allah SWT. Kita dilarang berbuat zalim dan diperintahkan berbuat adil. Berbuat
adil itu harus meliputi segala hal, baik dalam perkataan maupun perbuatan, baik
terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun lingkungan.
2.1 RIDHA
Pengertian
Ridha
termasuk salah satu akhlak terpuji. Ridha artinya sudah merasa cukup dengan apa
yang ia miliki, baik harta maupun pekerjaan. Sebagian orang mungkin menganggap,
bahwa sikap yang demikian termasuk sikap yang buruk. Karena dengan merasa cukup
dengan apa yang dimilikinya itu maka akan menimbulkan kemalasan pada dirinya
dan tidak akan mau bekerja. Pandangan yang seperti itu adalah pandangan yang
sesat dan keliru. Islam tidak mengajarkan kepada umatnya supaya hidup malas.
Ridha dapat menjauhkan diri dari ajakan nafsu terhadap berbagai tipu daya
kehidupan dunia, yang membuat orang lupa akan Allah SWT dalam mempersiapkan
diri menuju kehidupan akhirat kelak. Akibat godaan nafsu, seseorang tidak takut
atas ancaman yang akan diterimanya sehingga sikap dan perilakunya melampaui
batas-batas norma agama. Maka, untuk menghindari hal itu seorang muslim
dituntut untuk bersikap Qana’ah di dalam hidupnya.
Qana’ah yang harus mengandung arti :
Menerima dengan rela apa yang ada,
Menerima dengan sabar semua ketentuan Allah
SWT
Bertawakal kepada Allah SWT
Memohon kepada Allah SWT tambahan yang
pantas, yang disertai dengan usaha dan ikhtiar
Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.
Maka
jelaslah, bahwa Ridha itu berkaitan dengan sikap hati atau sikap mental dalam
menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kepada
diri kita. Kita terima dengan rela apa yang ada, dan kita terima pula dengan
tabah apa yang menimpa pada diri kita.
Tetapi,
kita tetap bekerja sebagaimana mestinya dan tawakal kepada Allah. Apabila
pekerjaan kita berhasil maka kita bersyukur kepada Allah, artinya kita diberi
karunia nikmat dari-Nya. Adapun nikmat itu sedikit atau banyak, semuanya kita
terima dengan senang hati. Sebaliknya, jika apa yang kita usahakan itu belum
membawa keberhasilan maka kita terima juga ketentuan yang demikian itu dengan
tabah dan sabar. Sebab, Tuhan Maha Kuasa untuk berbuat atas segala sesuatu
menurut kehendak-Nya. Kita tidak boleh sombong kalau sedang beruntung.
Sebaliknya, kita juga tidak gelisah jika sedang merugi. Karena itu, sungguh
beruntung bagi orang yang hatinya telah mencapai qana’ah.
Seperti sabda Rasulullah SAW, yang
Artinya :
“berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuk Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qana’ah.” (HR. Turmudzi )
Artinya :
“berbahagialah bagi orang yang mendapat petunjuk untuk masuk Islam sedang keadaan hidupnya sederhana, tetapi Qana’ah.” (HR. Turmudzi )
Selain itu
dalam hadits lain beliau bersabda, yang artinya : “Qana’ah itu adalah harta
yang tidak hilang dan simpanan yang tidak akan lenyap”. (HR. Thabrani dan Jabir
)
Orang yang
berjiwa qana’ah adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang ia miliki. Orang
yang memiliki jiwa qana’ah itu ia akan bebas dan tidak terikat dengan segala
sesuatu, sebab ia tidak mempunyai ambisi apapun. Ia rela (Ridha) dengan
kedudukan, harta dan ilmu yang ia miliki, sebab ia mempunyai keyakinan bahwa
ini semua sudah menjadi kepastian Allah SWT. Karena itu, orang yang berjiwa
Qana’ah hidupnya akan tentram, tidak tamak dan rakus. Semua pemberian Allah
yang berupa apapun ia menerima dengan ridha dan rasa syukur.
2. Fungsi ridha dalam kehidupan Pribadi
2. Fungsi ridha dalam kehidupan Pribadi
Menjadilan seseorang hidup tidak tamak
Menjadikan seseorang hidupnya berjiwa
tenang, rela terhadap semua pemberian Allah, dan selalu mensyukuri semua nikmat
Allah yang dilimpahkan kepadanya
Menjadikan seseorang dalam hidup di dunia ini
untuk mencari kebahagiaan hidup di akirat, dengan tetap ber ikhtiar.
3. Fungsi ridha dalam kehidupan bermasysrakat
seseorang tidak tamak dan tidak ambisi
terhadap kekayaan dan kedudukan yang dimiliki orang lain
seseorang tidak akan terperdaya oleh
kemewahan hidup di dunia
Seseorang akan suka menegakkan kalimat Allah
3.3 AMAL SALEH
1. Pengertian
Amal shaleh
maksudnya adalah berusaha melakukan perbuatan baik, berupaya membantu saudanya
yang ditimpa musibah dan meringankan persoalan yang terjadi.
Amal shaleh
adalah melakukan pekerjaan baik yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi
orang lain berdasarkan ikhlas karena Allah semata.
Sebagaimana frman Allah :
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ
الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya :
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82)
“Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya”. (QS AL-Baqarah : 82)
2. Yang termasuk perbuatan amal saleh
diantaranya :
Amal Jariyah : pekerjaan yang mendatangkan
pahala karena memberikan manfaat kepada orang lain, seperti membangun tempat
ibadah.
Amar Ma’ruf : menyeru atau mengajak orang
untuk berbuat kebaikan, baik secara lisan maupun dengan memberikan contoh
tauladan dalam bentuk perbuatan langsung.
Perhatikan Firman Allah :
Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Ali-Imran ; 104)
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Ali-Imran ; 104)
3). Berbakti kepada orang tua
Keharusan berbakti kepada orng tua yang diajarkan dalam Islam sangatlah
rasional, mengingat sedemikian besar jasa ibu dan bapak dalam merawt dan
menjaga anak-anak sejak dari kandungan hingga dewasa. Sesuai dengan firman
Allah :
Artinya :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.” (QS. Al-Israa- 23 )
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.” (QS. Al-Israa- 23 )
3. Amal saleh kepada Allah seperti:
Memulai sesuatau perbuatan baik dengan Basmalah
dan mengahirinya dnegan Hamdalah
Berniatlah dengan ikhlas karena Allah
setiap perbuatan baik yang hendak kita lakukan dan jangan lupa berfikir dengan
matang dan benar
Disiplindalam bribadah dan beramal shaleh
serta berdasarkan ilmu
Selalu berzdikir dan berdoa kepada Allah
setelah berusaha dan berikhtiar
bertawakal dan bersabar serta bersyukur
kepada Allah
4. Amal shaleh terhadap diri sendiri misalnya :
Beribadah dan beramal shaleh kepada Allah
Tidak membiarkan diri jatuh kedalam dosa,
kebinasaan, kehancuran seperti judi, zina, mencuri, narkoba, merokok,
merampok dan lain-lain
Saling membantu dan mengurangi penderitaan
orang lain karena Allah
Menjauhkan sikap tercela seperti : buruk
sangka, iri, dengki, kikir, boros, adu domba dalam bergaul sesama manusia.
Menjauhkan sikap malas belajar, malas
bekerja, pesimis, penakut, tergesa-gesa dan sikap atau sifat yang jelek
lainnya.
5. Berikut perbuatan amal saleh yang perlu kita
tingkatkan untuk memajukan umat Islam saat ini
Disiplin dalam belajar,
Tugas
seorang pelajar adalah belajar dengan ttekun. Dalam hal ini para pelajar
dituntut untuk bekerja keras, dalam membaca dan menelaah pelajaran. Orang yang
senang membaca akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak. Belajar hendaknya
dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik (negatif), seperti permainan, video
game, kenakalan remaja atau hal-hal lain yang kurang baik bagi seorang pelajar.
Sebab pelajar yang sudh mengenal pergaulan diluar rumah yang negatif akan
berakibat fatal. Mereka akan mengabaikan pelajaran di sekolah.
Dalam hal
ini orang tua mempuyai pranan yang sangat penting . Mereka harus dapat
mengarahkan anak-anaknya agar gemar mambaca hal-hal yang positif dan melarang
membaca yang berbau negatif, seperti bacaab pornografi dan lainnya. Orang tua
harus mempunyai sikap wspad di dlam mengawsi putra putrinya yang msih duduk di
bangku sekolah. Karena pada masa sekarang banyak pelajar yang tidak
menghiraukan dirinya sebagai pelajar, sebab mereka sudah mengenal dunia diluar
sekolah. Oleh sebab itu pemerintah menghimbau agar para pelajar jangan mudah
tekena pengaruh arus diluar sekolah seperti, narkoba, minuman keras, pergaulan
bebas. Seorang pelajar harus tekun belajar demi masa depan bangsa dan
negaranya.
Disiplin dalam bekerja
Disiplin
dalam bekerja adalah modal dasar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Seorang
muslim harus disiplin dalam bekerja, giat berusaha, tidak mengandalkan orang
lain, atau bermalas-malasan sambil menentukan uluran tangan orng lain.
Rasulullah SAW, memberikan contoh, sebaik-baiknya penghasilan adalah usaha
sendiri dan penghidupan yang bersumber dari penghasilan itu. Oleh karena itu
hendaklah rajin dan disiplin dalam bekerja, agar mendapat kesejahtaraan dan
kebahagiaan hidup dengan tidak lupa mengingat Allah swt.
Maksud
disiplin dalam bekerja adalah menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya.
Misalnya, seorang bekerja di perusahaan maka ia harus mentaati semua peraturan
sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Atau kita berusaha ssendiri
dengan kerja keras dan penggunan waktunya diatur. Dengan demikian akan
menghasilkan sesuatu yang lebih banyak. Sebaliknya seseorang yang kurang
disiplin dalam bekerja maka akan merugikan diri sendiri dan merugikan
perusahaan.
Seseorang
yang giat bekerja mempunyai tujuan atau angan-angan, seakan-akan hidup
selama-lamanya. Jadi setiap hari ia mendapatkan kepuasan dengan keberhasilan
usaha atau pekerjaannya.
Disiplin dalam berlalulintas
Untuk
mencapai ketertiban di jalan raya, semua pengguna jalan hendaknya, mempunyai
kesadaran untuk mentaati peraturan lalulintas, dalam bentuk rambu-rambu lalu
lintas. Untuk menghidari kecelakaan hendaknya jangan kebut-kebutan, jangan
emosi, jangan ceroboh, taati rambu-rambu. Begitu juga dalam melengkapi
surat-surat kendaran. Seperti SIM, STNK,
Hubungannya
dengan lalulintas pemerintah mengeluarkan undang-undang lalu lintas dan
angkutan jalan No 22 tahun 2009, adalah untuk menertibkan para pemakai jalan di
Indonesia yang makin hari makin bertambah, baik jumlah kendaraan, angka
pelanggaran, maupun angka kecelakaan.
Disiplin dalam beribadah.
Manusia
sebagai makhluk Allah yang paling tinggi derajatnya dengan diberi akal untukl
berfikir hingga dpat membedakan antara ang benar dengan yang salah, bahkan
untuk mengelola alm semesta. Maka sudah sepantasnyalah manusia mendekatkan diri
kepada Allah, atau bersyukur dengan meningkatkan ibadahnya kepada Allah.
Manusia
mengemban amanat yang paling besar yaitu amanat aibadah dan amanat sebagai
khalifah. Amanat ibadah artinya manusia wajib menyembah serta tunduk dan patuh
hanya kepada Allah swt, sebagaimana Firman-Nya.
Artinya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah ; 5 )
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah ; 5 )
Dengan
demikian secara akal maupun wahyu, manusia wajib berhubungan kepada Allah utnuk
mengabdikan dirinya dengan mendisiplinkan ibadh, seperti mengerjakan shalat,
menunaikan zakat dan ibadah yang lainnya.
Disiplin dalam masyarakat
Hidup
bermasyarakat adalah fitrah manusia. Dilihat dari latar belakang budaya, setiap
mnusia memiliki latar belakang yang berbeda. Karnanya setiap manusia memiliki
watak dan ingkah laku yang berbeda, naum dengan bemasyarakat mereka tentu
memiliki norma-norma dan nilai-nilaikemasyarakatan serta peraturan yang
disepakati bersama, yang harus dihormati dan dihargai. Asebagai bangsa
Indonesia yang religius dan berfalsafah Pancasila, tentunya kita harus mentaati
dan mematuhi nilai-nilai dan norma-norma serta adat yang berlaku pada
masyarakat kita.
Sesuai
dengan naluri kemanusiaan, setiap anggota masyarakat ingin lebih mengutamakan
kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sekiranya tidak ada aturan yang mengikat
dalam kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh agama,
niscaya kehidupan masyarakat akan kacau balau, karena setiap pribadi dan
kelompok akan membanggakan diri pribadi dan kelompoknya masing-masing.
Berdsarkan
kenyataan ini agama Islam menegaskan bahwa manusia yang paling berkualitas
disisi Allah, bukanlah karena keturunan atau kekayaan, akan tetapi berdasarkan
ketakwaannya. Ketakwaan merupakan perwujudan dari kedisiplinan yang tinggi
dalam mematuhi perintah Allah. Ketakwaan adalah harta pusaka yang tidak dapat
diwariskan melalui garis keturunan.
Agama Islam
mengibaratkan anggota masyarakat itu bagaikan satu bangunan didalamnya terdapat
komponen yang satu sama lain mempunyai fungsi berbeda-beda. Manakala salah satu
komponen itu rusak maka seluruh bangunan itu akan rusak atau binasa. Hadits
Nabi menegaskan yang artinya :
“Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah ke jari-jari tangan sebelah lainnya.” ( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi).
“Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian lainnya. Kemudian beliau menelusupkan jari-jari yang sebelah ke jari-jari tangan sebelah lainnya.” ( HR. Bukhori Muslim dan Turmudzi).
Disiplin dalam penggunaan waktu
Dalam
menggunakan waktu perlu diperhatikan dengan saksama, waktu yang sudah berlalu
tidak mungkin akan kembali lagi. Demikian pentinganya arti wakti sehingga
berbagai bangsa di dunia mempunyai ungkapan yang menyatakan “waktu adalah uang”
. Peribahasa arab menyatakan: waktu adalah bagaikan pedang dan waktu adalah
emas. Kita orang Indonesia menyatakan sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian
tidak berguna.
Seandainya
seorang siswa yang pada waktu belajar di rumah masih terus bermain-main dan
pada waktu tidur ia gunakan untuk begadang semalam suntuk, tentu hidupnya
menjadi tidak teraur. Karena ia tidak pandai menggunakan waktu dengan tepat.
Oleh karena itu, hargailah waktu dengan cara berdisiplin dlam merencanakan,
mengatur dan menggunakan waktu yang Allah karuniakan kepada kita tanpa dipungut
biaya.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai
sesama makhluk hidup kita harus berperilaku adil terhadap siapapun dan jangan
berperilaku diskriminasi yang dapat merugikan pihak lain.
Kita harus
bersikap ridha yaitu rela memerima apapun yang di berikan Tuhan terhadap kita
dengan suci hati atau mengerjakan sesuatu, tanpa ada paksaan atau terbebani.
Banyak-banyaklah
beramal shaleh, karena ada 3 ibadah kita yang akan di bawa mati yaitu salah
satunya adalah amal shaleh atau sodaqoh jariah.
Sebagai
anggota masyarakat, kita harus dapat meningkatkan disiplin dalam kehidupan
sehari-hari dengan mentaati semua peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah.
Keadilan
berarti suatu perbuatan yang berusaha meletakkan sesuatu pada tempatnya, atas
dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak nafsunya.
Keutamaan
keadilan adalah dapat mendekatkan manusia kepada takwa dan menghindarkan
manusia dari pertikaian dan perpecahan, serta doanya dapat diterima oleh Allah.
Sabar
(tabah) adalah tahan menderita menghadapi yang tidak disenangi dengan ridha dan
menyerahkan diri kepada Alla SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Margiono,M.pd. dkk.2007: Pendidikan Agama Islam SMK. Yudistira
0 Comments: