Malam semakin larut udarapun semakin dingin, itulah yang
ku rasakan, Aku duduk di jendela sambil memandang bintang yang bersinar
menyinari sepi hatiku, Aku selalu sendiri dan selalu merasa sepi, tapi aku
berusaha untuk tetap terlihat ceria dibalik kesendirianku karena aku yakin
bahwa suatu saat nanti aku pasti akan menemukan kebahagiaan mungkin bukan
sekarang.
Terdengar sebuah ketukan pintu dari kamar ku. “Liana
bangun nak, sudah pagi!”Ibu Mia
“Iya mah Liana udah bangun kok”.
Beberapa saat kemudian aku berangkat kesekolah berjalan kaki. Sampai di sekolah suasana terlihat sepi sekali sepertinya udah jam masuk. Dengan tergesa-gesa aku menyusuri koridor menuju kelas. Ternyata ibu guru sudah berada di dalam kelas. Yah Aku terlambat karena di jalan aku berjalan sambil melamun, memikirkan tentang dia.
“Iya mah Liana udah bangun kok”.
Beberapa saat kemudian aku berangkat kesekolah berjalan kaki. Sampai di sekolah suasana terlihat sepi sekali sepertinya udah jam masuk. Dengan tergesa-gesa aku menyusuri koridor menuju kelas. Ternyata ibu guru sudah berada di dalam kelas. Yah Aku terlambat karena di jalan aku berjalan sambil melamun, memikirkan tentang dia.
“Liana, Tumben kamu telat”Ibu Merry.
“Iya, bu maaf tadi aku…” “Iya, udah duduk sana”.
“Iya, bu maaf tadi aku…” “Iya, udah duduk sana”.
Huuuhh untung Ibu Merry baik engga ngukum aku, gara-gara
aku telat (Kata Liana dalam hati)
Verry, very adalah sahabatku sejak kecil dan ialah cowo
yang saat ini sedang ada dalam fikiranku, yang mengusik otakku sampai membuat
aku lupa makan. Tapi dia sekarang sudah punya cewe dan kelihatanya dia sayang
banget sama cewenya, itulah yang membuat aku merasa sakit hati banget.
“Hai, ko melamun di kelas sih ga baik loh ntar
kesurupan” Verry
“Verry, ngagetin ajah kamu”
“Iya habisnya kamu melamun ajah dari tadi”
“Ahh, kamu memperhatikan aku yah dari tadi?”
“Huhuhuhu PD banget kamu, Oiya Li aku boleh minta bantuan kamu ga?”
“Bantuan apa Ver?”
“Ee ini ntar malem Lisa ulang tahun kamu mau ga temenin aku beli kado buat Lisa,?”.
“Mmm iya deh boleh”
“Beneran Li?
“Iya”. (sambil tersenyum terpaksa)
“Verry, ngagetin ajah kamu”
“Iya habisnya kamu melamun ajah dari tadi”
“Ahh, kamu memperhatikan aku yah dari tadi?”
“Huhuhuhu PD banget kamu, Oiya Li aku boleh minta bantuan kamu ga?”
“Bantuan apa Ver?”
“Ee ini ntar malem Lisa ulang tahun kamu mau ga temenin aku beli kado buat Lisa,?”.
“Mmm iya deh boleh”
“Beneran Li?
“Iya”. (sambil tersenyum terpaksa)
Sungguh hatiku sangat sakit waktu dia mau ngasih kado
buat Lisa, inikah cinta tuhan begitu sakit aku merasakanya, engga kaya di
sinetron yang selalu bahagia. Ver kamu tau engga sih aku sekarang sakit.
Benar-benar sakit saat dokter memvonis aku terkena Leukimia, aku butuh banyak
motivasi untuk mengahadapi sisa hidupku.
Aku kini sudah bener-bener sakit dokter mengatakan bahwa
usiaku tinggal satu bulan lagi, aku bener sedih, takut, dan kecewa, seeakan
Tuhan tidak adil, Tuhan belum pernah mengasih aku kebahagiaan seperti yang ku
inginkan. Akhirnya Verry tlah mengetahui penyakit aku, Dia juga sedih dan
menangis sambil memelukku, inilah yang aku inginkan bisa berada dalam pelukanmu
saat aku lemah.
“Li, kenapa kamu engga pernah cerita tentang penyakit
kamu”
“Aku, engga mau liat kamu sedih, apalagi kamu sekarang
sudah bahagia bersama Lisa, aku tidak mau merusak kebahagiaan kamu ver”.
“Kamu ngomong apa sih li, akukan sahabat kamu sejak kecil, kamu tega sama aku kamu ga pernah cerita apapun sama aku.”
“Maaf kan aku ver, aku sangat menyayangimu aku ga mau kamu sedih”
“Kamu ngomong apa sih li, akukan sahabat kamu sejak kecil, kamu tega sama aku kamu ga pernah cerita apapun sama aku.”
“Maaf kan aku ver, aku sangat menyayangimu aku ga mau kamu sedih”
Di sisa usiaku aku merasa bahwa bahagia itu ada, Tuhan
tlah mengabulkanya, karena Verry sekarang lebih perhatian denganku dibanding
perhatian dengan Lisa.
“Yang ko akhir-akhir ini kamu jarang telfon aku sih?”
Lisa pacar verry
“Maaf yang aku lagi jagain Liana, Dia sekarang lagi sakit yang”
“Ohh jadi sekarang pacar kamu Liana bukan aku?”
“yang ko kamu ngomongnya kaya gitu sih?”
“Aku cape kamu selalu mikirin dia terus, aku yang pacar kamu bukan dia, udah lah mendingan kita putus”
“yang, aku sayang banget sama kamu, aku bisa jelasin ini semua”
“Udahlah gada yang perlu dijelasin”
“Maaf yang aku lagi jagain Liana, Dia sekarang lagi sakit yang”
“Ohh jadi sekarang pacar kamu Liana bukan aku?”
“yang ko kamu ngomongnya kaya gitu sih?”
“Aku cape kamu selalu mikirin dia terus, aku yang pacar kamu bukan dia, udah lah mendingan kita putus”
“yang, aku sayang banget sama kamu, aku bisa jelasin ini semua”
“Udahlah gada yang perlu dijelasin”
Lisa memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan very, very
berusaha untuk mengejarnya tapi Lisa sangat cepat mengendarai mobilnya. Ketika very
akan mengendarai sepeda motornya untuk mengejar Lisa tiba-tiba Handphonenya
berdering.
“Halo, tante.”
“Na very Liana ga mau makan dari pagi, dia juga ga mau minum obat. Ibu takut banget na.”
Very bingung antara mengejar Lisa atau ke rumah Liana..
“Na very Liana ga mau makan dari pagi, dia juga ga mau minum obat. Ibu takut banget na.”
Very bingung antara mengejar Lisa atau ke rumah Liana..
“iya bu very akan segera kesana.”
Ternyata very lebih mentingin sahabatnya Liana daripada
pacarnya.
Very pun sampai di rumah Liana dia membujuk Liana untuk
makan dan minum obat, langsung saja Liana mau. Terdengar sekilas info di TV
pada ruang tamu. Bahwa ada seorang gadis mengendarai mobil dengan sangat
kencang dan menabrak pohon. Ketika very melihatnya ternyata itu Lisa very
langsung panic dan pergi keluar langsung
mengendarai sepeda motornya menuju rumah sakit.
“Om tante, bagaimana keadaan Lisa”
“Lisa kritis na,” Tante Siska
Seorang dokter keluar dari ruang ICU,
“Gimana keadaan anak saya dok?” Dokter Titan
“Anak ibu berhasil melewati masa kritisnya”
“Alhamdulilah”(Om,Tante dan very)
“Kami boleh masuk dok”
“iya silahkan”
“Lisa kritis na,” Tante Siska
Seorang dokter keluar dari ruang ICU,
“Gimana keadaan anak saya dok?” Dokter Titan
“Anak ibu berhasil melewati masa kritisnya”
“Alhamdulilah”(Om,Tante dan very)
“Kami boleh masuk dok”
“iya silahkan”
Verry langsung mendekap Lisa dan mencium tanganya. Tiba-tiba
Lisa terbangun,
“Lisa kamu sudah bangun nak”
“Lisa kamu sudah bangun nak”
“Mamah,pah.”
“Iya sayang mamah sama papah disini” Om Reno
“Ko gelap ya mah, ini masih malam yah mah?”
“Dok anak saya kenapa?”
“Tenang bu saya periksa dulu”
“Iya sayang mamah sama papah disini” Om Reno
“Ko gelap ya mah, ini masih malam yah mah?”
“Dok anak saya kenapa?”
“Tenang bu saya periksa dulu”
Dokter Titan memeriksa mata Lisa dengan senter,
“Hmm anak ibu Buta”
mamah,papah dan Very sedih Lisa pun berteriak.
“Tidak mungkin dok.. aku tidak mau buta dok aku tidak mau… aaaarrgggghhh”
“Sabar nak sabar mungkin ini sudah kehendak Tuhan” Ibu Lisa
“Iya sayang sabar” Verry
“Gimana aku mau sabar, apakah kamu masih sayang sama aku sementara aku seperti ini aku buta, aku tidak bisa melihatmu, aku tidak bisa memberikan kebahagiaan untukku.”
“Tidak, Lisa aku sayang banget sama kamu aku tidak akan ninggalin kamu.”
“Hmm anak ibu Buta”
mamah,papah dan Very sedih Lisa pun berteriak.
“Tidak mungkin dok.. aku tidak mau buta dok aku tidak mau… aaaarrgggghhh”
“Sabar nak sabar mungkin ini sudah kehendak Tuhan” Ibu Lisa
“Iya sayang sabar” Verry
“Gimana aku mau sabar, apakah kamu masih sayang sama aku sementara aku seperti ini aku buta, aku tidak bisa melihatmu, aku tidak bisa memberikan kebahagiaan untukku.”
“Tidak, Lisa aku sayang banget sama kamu aku tidak akan ninggalin kamu.”
Very berusaha menenangkan Lisa dan memeluknya, dalam
dekapan very Lisa kini bisa tenang dan berusaha menerima kehendak Tuhan.
Beberapa hari kemudian Liana sahabat Very juga masuk
rumah sakit.
saat Liana membuka mata very orang pertama yang ia lihat.
“Li kamu udah bangun, syukurlah.”
“Ver gimana keadaan Lisa.”
“Li kamu juga sedang sakit, ko sempat nanyain keadaan Lisa.”
“Iya aku ingin tahu aja keadaannya.”
“Lisa buta li.”
“Apah ? Lisa buta.”
“Iya Li, aku bener-bener sedih dan merasa bersalah banget sama dia, gara-gara aku dia kecelakaan dan buta.”
“Sudah lah ver kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri mungkin ini sudah takdir Tuhan, tidak ada yang tau dan bisa menentangnya, seperti aku ini aku juga tidak mau sakit. Tapi aku sudah berusaha tegar dan ikhlas jika Tuhan memanggilku.”
“Kamu ngomong apa sih li, pokoknya kamu harus sembuh, aku bersahabat sama kamu sejak kecil kamu sudah aku anggap saudaraku sendiri, aku tidak mau kehilangan kamu li.”
saat Liana membuka mata very orang pertama yang ia lihat.
“Li kamu udah bangun, syukurlah.”
“Ver gimana keadaan Lisa.”
“Li kamu juga sedang sakit, ko sempat nanyain keadaan Lisa.”
“Iya aku ingin tahu aja keadaannya.”
“Lisa buta li.”
“Apah ? Lisa buta.”
“Iya Li, aku bener-bener sedih dan merasa bersalah banget sama dia, gara-gara aku dia kecelakaan dan buta.”
“Sudah lah ver kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri mungkin ini sudah takdir Tuhan, tidak ada yang tau dan bisa menentangnya, seperti aku ini aku juga tidak mau sakit. Tapi aku sudah berusaha tegar dan ikhlas jika Tuhan memanggilku.”
“Kamu ngomong apa sih li, pokoknya kamu harus sembuh, aku bersahabat sama kamu sejak kecil kamu sudah aku anggap saudaraku sendiri, aku tidak mau kehilangan kamu li.”
Very menganggap aku sebagai
saudaranya, ada tempat lainkah di hatinya selainaku sebagai saudaranya? Hmm
mulai dah menghayal lagi.
“ Na ayo dong makan”
“Aku mau Verry mah yang nyuapin”
“Verry lagi ada urusan nak, Liana sakit dia di rawat di sini juga”
“Kenapa sih mah Verry selalu mentingin Liana dari pada aku, aku kan pacarnya”
“ Liana sakit keras na,dia sakit Leukimia dan keadaannya sudah mulai parah”
“Apa mah? Liana sakit Leukimia, mah anterin aku ke kamar Liana mah?”
“Aku mau Verry mah yang nyuapin”
“Verry lagi ada urusan nak, Liana sakit dia di rawat di sini juga”
“Kenapa sih mah Verry selalu mentingin Liana dari pada aku, aku kan pacarnya”
“ Liana sakit keras na,dia sakit Leukimia dan keadaannya sudah mulai parah”
“Apa mah? Liana sakit Leukimia, mah anterin aku ke kamar Liana mah?”
“Iya sayang ayo”
“Lisa”
“Liana kamu juga di rawat di sini juga”
“Iya lis bagaimana keadaan kamu”
“Iya begini lah Li”
“Kamu sendiri gimana,udah baikan?”
“Lia aku minta maaf yah, aku kasar sama kamu, aku Cuma cemburu sama kamu very lebih perhatian sama kamu daripada aku”
“kamu ngomong apa si Lis, justru very sayang banget sama kamu, Dia kemarin beliin kamu kado, tapi gara-gara aku pingsan jadi dia ga jadi”
“Lisa”
“Liana kamu juga di rawat di sini juga”
“Iya lis bagaimana keadaan kamu”
“Iya begini lah Li”
“Kamu sendiri gimana,udah baikan?”
“Lia aku minta maaf yah, aku kasar sama kamu, aku Cuma cemburu sama kamu very lebih perhatian sama kamu daripada aku”
“kamu ngomong apa si Lis, justru very sayang banget sama kamu, Dia kemarin beliin kamu kado, tapi gara-gara aku pingsan jadi dia ga jadi”
Tiba-tiba Very datang
“Lisa kamu ada di sini”
“Iyah tadi mama yang nganter aku, aku ingin tahu keadaan Liana”
“Iyah tadi mama yang nganter aku, aku ingin tahu keadaan Liana”
Satu minggu kemudian Liana
benar-benar sakit.
“Bagimana Liana dok? Dia masih
bisa sembuh kan dok.”
“Maafkan saya bu, tapi kini Liana telah pergi, Ini saya temukan surat di bawah bantalnya”
“Maafkan saya bu, tapi kini Liana telah pergi, Ini saya temukan surat di bawah bantalnya”
Untuk mama tersayang
Mah.. Maafin Liana, Liana engga bisa nemenin dan jaga mamah.
Liana akan menyusul papah di surga. Mamah baik-baik yah di sana, Liana sayang
banget sama mamah, maaf mah Liana ga sempat pamitan sama mamah. Saat Liana
memulis surat ini, Liana benar-benar sakit mah, sakit yang tidak bisa di tahan,
dan saat itu Liana melihat ada bayangan putih di sekeliling Liana, Lia rasa
kini tiba waktunya Lia harus pergi mah, mah terimakasih telah menjaga dan
merawat Lia sejak kecil hingga sampai sekarang Lia sakit mamah selalu ada untuk
Lia. Mah Lia pergi dulu Lia sayang banget sama mamah. Mamah jangan sedih yah,
Lia baik-baik ajah ko. Mamah ingat engga saat dulu Lia jatuh terus nangis,
mamah selalu bilang “gausah nangis sayang, itu musibah dari Tuhan” mah
permintaan Lia yang terakhir, tolong mamah kasih mata Lia untuk Lisa, agar Lia
selalu ada di tengah-tengah kalian.
Untuk Verry sahabat dan saudaraku
Verry sahabatku yang sangat baik dan super
duper baik kamu jangan sedih yah, aku akan pergi menyusul papah di surga, oh ya
ver terima kasih yah kamu selama ini sudah baik sama aku dan telah menjagaku,
ver aku sangat menyayangimu. Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku, maaf ver
aku sebelumnya engga berani jujur sama kamu, saat aku mendengar bahwa kamu
berpacaran sama Lisa hatiku terasa hancur banget. Tapi aku yakin bahwa Lisa lah
yang terbaik untukk kamu karna dia bisa menja kamu. Ver aku ingin selalu berada
di dekat kalian semua untuk itu tolong kasih mata ku ke Lisa yah Ver, dengan
mataku yang nanti ada di Lisa, aku selalu bisa melihat mu, dengan mataku yang
nanti ada di mata Lisa, aku selalu bisa bersamamu.
0 Comments: