PEMBELAJARAN
TEMATIK INTEGRATIF DI SMA
|
1. Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual/kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep/prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik melalui tema tertentu. Pembelajaran tematik merupakan usaha mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, dan pemikiran kreatif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok kajian. Tema dikaji secara mendalam.[1]
2. Pembelajaran Terpadu Tipe IntegratedModel ini merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keteranpilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Pada model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program. pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap-sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberap bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara berbagai bidang studi.[3]
Karakteristik pembelajaran tematik yang paling utama adalah: (1) holistic (utuh), tema dikaji dari berbagai bidang (mata pelajaran) sekaligus; (2) bermakna artinya fungsional bagi kehidupan peserta didik, tema yang dipelajari berguna atau bermanfaat bagi kehidupan peserta didik; (3) otentik yakni menekankan pada pengalaman belajar langsung atau menggunakan situasi kehidupan riil; (4) aktif melibatkan peserta didik secara aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi.
Ada beberapa prinsip dalam pembelajan tematik, yaitu (1) tema sedang (tidak terlalu luas atau sempit) (2) tema harus bermakna; (3) tema sesuai tingkat perkembangan peserta didik; (4) tema mampu mewadahi minat peserta didik; (5) peristiwanya otentik; (6) mengakomodasi pertimbangan kurikulum dan harapan masyarakat; (7) mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar; (8) guru bukan aktor tunggal; (9) pemberian tanggung jawab yang jelas kepada setiap siswa; (10) guru bersifat akomodatif terhadap ide yang berkembang meskipun belum direncanakan.
Ada beberapa prinsip dalam model pembelajaran tematik, yaitu: (1) guru hendaknya memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri; (2) evaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan dalam kontrak belajar: (3) guru hendaknya merespons setiap reaksi siswa dalam semua even sebagai satu kesatuan utuh dan bermakna.
Proses pembelajaran tematik terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan kulminasi. Proses perencanaan terdiri atas: (1) menjajakan tema; (2) penetapan tema; (3) pengembangan subtema; (4) penilaian proses. Proses pelaksanaan terdiri atas: (1) pengumpulan data/informasi; (2) pengolahan data; (3) penyusunan laporan; (4) penilaian proses. Proses kulminasi terdiri atas: (1) penyajian laporan; dan (2) penilaian.[5]
1. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan;
2. Aspek peserta didik
.3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran
4. Aspek kurikulum
5. Aspek penilaian
6. Aspek suasana pembelajaran
H. Sintaks (Langkah-langkah) Model Pembelajaran Tematik
1. Tahap perencanaan
- Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
- Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
- Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
- Merumuskan indikator hasil belajar
- Menentukan langkah-langkah pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan
a. Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran;
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri disamping bentuk lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Sa’dun, 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya.
Hamalik, Oemar, 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa, E, 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: Rosdakarya.
Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta:Prestasi Pustaka.
[1] Pro. Dr. Sa'dun Akbar., M.Pd., Instrumen Perangkat Pembelajaran, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hlm. 69.[2] Dr. Rusman, M.Pd., Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm. 253.[3] Trianto, S.Pd., M.Pd. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hlm. 47[4] Prof. Dr. H. Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: 2007, Rosdakarya, hlm. 36[5] Prof. Dr. Sa’dun Akbar, M.Pd. Instrumen Perangkat Pembelajaran, Bandung: 2007, Rosdakarya, hlm. 69[6] Trianto, S.Pd., M.Pd. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, hlm. 108
0 Comments: