PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TERPADU
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika
Dosen:
Ibu Dina Dwi Santi Pratiwi, S.Pd., M.Pd
Di
Susun Oleh:
Kelompok
: 3
1. Diki
Dwiyana (113070115) 2A
2. Widiawati
(113070075) 2B
3. Reva
Laelatus Sifa (113070098) 2B
4. Ikhvana
Dwi Rionaldy (113070173) 2B
5.
Ita Yunita S (113070192) 2B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUG JADI
CIREBON
2014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUG JADI
CIREBON
2014
Kata
Pengantar
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika yaitu
tentang “Pembelajaran Matematika Terpadu”.
Bersama
ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini, terutama kepada Allah SWT, Dosen pembimbing,
dan semua rekan yang telah ikut membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, karenanya kami masih dalam
proses belajar. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita
semua dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat, baik bagi penyusun maupun yang lainnya.
Cirebon,
Desember 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata pengantar ................................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar
Belakang Masalah............................................................................................ 1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan
Penyusunan.................................................................................................... 2
D. Manfaat
Penyusunan................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................... 3
A. Pengertian
Pembelajaran Terpadu.............................................................................. 3
B. Prinsip-prisip
Pembelajaran Terpadu.......................................................................... 4
C. Ciri-ciri
Pembelajaran Terpadu.................................................................................. 6
D. Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu.................................................... 7
E.
Pentingnya Pembelajaran Terpadu
Diterapkan Di Tingkat Sekolah Dasar................ 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 11
A. Kesimpulan................................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... 12
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Peserta didik
yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada padarentangan
usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan sepertiIQ,
EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya
tingkatperkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan
(holistik) serta mampumemahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses
pembelajaran masihbergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami
secara langsung.
Saat ini,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata
pelajarandilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam
pelajaran, dan BahasaIndonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan
secara murni matapelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yangberhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan
tahapan perkembangan anak yangmasih melihat segala sesuatu sebagai suatu
keutuhan (holistik), pembelajaran yangmenyajikan mata pelajaran secara terpisah
akan menyebabkan kurang mengembangkananak untuk berpikir holistik dan membuat
kesulitan bagi peserta didik.
Dalam rangka
implementasi Standar Isi yang termuatdalam Standar Nasional Pendidikan, maka
pembelajaran pada kelas awal sekolah dasaryakni kelas satu, dua, dan tiga lebih
sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melaluipendekatan pembelajaran
tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajarantematik yang dapat
menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaanpembelajaran
tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.
Di samping itu,
kurikulum 2013 yang juga menggunakan pendekatan
Tematik Terpadu. Tujuannya adalah agar siswa dapat mengembangkan diri dan kompetensinya
secara holistic dan bermakna. Pembelajaran tematik integratif, perlu didukung perangkat
pembelajaran Tematik Integratif yang berkualitas sehingga menumbuhkan kemampuan
berfikir kritis dan karakterpositif. Sebagai calon tenaga pendidik merupakan
sesuatu yang perlu untuk mengetahui tentang kurikulum 2013, khususnya
pembelajaran tematik terpadu. Sehingga dalam penyusunan makalah ini, penyusun
berusaha memaparkan tentang pembelajaran tematik terpadu, yakni Pembelajaran
Matematika Terpadu.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran
terpadu?
2.
Bagaimanakah prinsip-prinsip dari
pembelajaran terpadu?
3.
Apakah ciri-ciri dari pembelajaran
terpadu?
4.
Apakah kelebihan dan kelemahan dari
pembelajaran terpadu?
5.
Mengapa pembelajaran terpadu penting
untuk diterapkan di tingkat sekolah dasar?
C. Tujuan
Penyusunan
1. Untuk
mendeskripsikan pengertian pembelajaran terpadu.
2. Untuk
mendeskripsikan prisip-prinsip dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk
mengidentifikasi ciri-ciri dari pembelajaran terpadu.
4. Untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu.
5. Untuk
menguraikan alasan pentingnya pembelajaran terpadu untuk diterapkan di tingkat
sekolah dasar.
D. Manfaat
Penyusunan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru SD.
2. Dapat
menunjang bahan mata kuliah Pembelajaran Terpadu.
3. Dapat
memberikan pengetahuan bagi pendidik khusunya untuk guru SD tentang model
pembelajaran terpadu.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Beberapa
pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar
pembelajaran terpadu diantaranya :
1. Menurut
Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum),
hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari
sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai
kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu
menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur
yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya
(center core / center of interest);
2. Menurut
Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran
dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian
yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian
pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA
terpadu.
Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik
kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan
anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari
dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah mereka pahami.
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally
Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang
menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak.
Langkah
awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan
topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk
bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan
demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan
keputusan.
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki
kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum
dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum
akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan
dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan
kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk
membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman
pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan
membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
B. Prinsip-prinsip
Pembelajaran Terpadu
Berikut ini
dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1. Prinsip
penggalian tema,
a) Tema
hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan
banyak bidang studi,
b) Tema
harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya,
c) Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d) Tema
yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak,
e) Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi
dalam rentang waktu belajar,
f) Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan
dari masyarakat,
g) Tema
yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip
pelaksanaan terpadu di antaranya :
a) Guru
hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam
proses belajar mengajar,
b) Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok,
c) Guru
perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam poses perencanaan.
3. Prinsip
evaluatif adalah :
a) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya,
b) Guru
perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam
kontrak.
4.
Prinsip reaksi
Dampak pengiring
(nuturan efek) yang penting bagi
perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru
harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan
ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna.
Waktu
pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu : a) pembelajaran terpadu yang
dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang dijalankan cocok
sekali diajarkan secara terpadu; b) Pembelajaran terpadu bersifat temporer,
tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional, dimana pelaksanaannya tidak
mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan pembalajaran terpadu secara spontan
memiliki karakteristik dengan kegiatan belajar sesuai kurikulum yang isinya
masih terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran. Walaupun demikian guru tetap
harus merencanakan keterkaitan konseptual atau antar pelajaran, dan model
jaring laba-laba memungkinkan dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara
spontan (tim pengembang PGSD, 1996); c) Ada pula yang melaksanakan pembelajaran
terpadu secara periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur wulan.
Waktu-waktunya telah dirancang secara pasti; d) Ada pula yang melaksanakan
pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang
lain, yang ada siswa belajar dengan yang diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya
masing-masing.
Pembelajaran
ini dikenal dengan istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali dengan
kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan
belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada
murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan
cara siswa memperoleh bantuan guru.
C. Ciri-ciri
Pembelajaran Terpadu
Hilda Karli dan
Margaretha (2002:15) mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu
sebagai berikut:
1. Holistik,
suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji
dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
2. Bermakna,
keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
3. Aktif,
pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta
didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak
langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
Sejalan
dengan itu, Tim Pengembang PGSD (1977:7) mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu
memiliki ciri-ciri berikut ini.
1.
Berpusat pada anak
2.
Memberikan pengalaman langsung pada anak
3.
Pemisahan antara bidang studi tidak
begitu jelas
4.
Memyajikan konsep dari berbagai bidang
studi dalam suatu proses pembelajaran.
5.
Bersikap luwes
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
D. Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendekatan konvensional, yaitu
sebagai berikut.
1. Pengalaman
dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
2. Kegiatan
yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3. Seluruh
kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan
dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran
terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik.
5. Pembelajaran
terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang
sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
6. Jika
pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja sama antar
guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, peserta didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih
bermakna.
Di
samping ada kelebihan di atas, pembelajaran terpadu memiliki kelemahan,
terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi
yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak
hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas
(ttg:9) mengidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran terpadu antara lain
dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
1. Aspek
Guru
Guru harus berwawasan
luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa
percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2. Aspek
Peserta Didik
Pembelajaran terpadu
memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran terpadu juga akan terlambat.
3. Aspek
Kurikulum
Kurikulum harus luwes,
berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada
pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
4. Aspek
Penilaian
Pembelajaran terpadu
memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan
keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang
dipadukan.
5. Aspek
Suasana Pembelajaran
Pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya
bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka
guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut
sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
E. Pentingnya
Pembelajaran Terpadu Diterapkan Di Tingkat Sekolah Dasar
Piaget
mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak meliputi tahapan: (a)
sensori-motor, (b) pra operasional, (c) operasional konkrit, dan (d)
operasional formal. Anak-anak usia dini (2-8 th) berada pada tahapan pra
operasional dan operasional konkrit, sehingga kalau kita merujuk pada teori
ini, dalam praktik pembelajaran di kelas hendaknya guru memperhatikan ciri-ciri
perkembangan anak pada tahapan ini. Secara khusus pula para ahli psikologi
pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan anak usia dini bersifat
holistik; perkembangan anak bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang
satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Perkembangan
fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosional
ataupun sebaliknya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman,
kehidupan, dan lingkungannya.
Merujuk
pada teori-teori belajar, di antaranya teori Piaget, maka dalam pembelajaran di
jenjang SD kelas rendah hendaknya kita menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada kebutuhan perkembangan anak (DAP atau Developmentally Appropiate
Practice). Penggunaan pendekatan DAP ini mengacu pada beberapa asas yang harus
diperhatikan oleh guru, yaitu:
1. Asas
kedekatan, pembelajaran dimulai dari yang dekat dan dapat dijangkau oleh anak,
2. Asas
faktual, pembelajaran hendaknya menapak pada hal-hal yang faktual (konkrit)
mengarah pada konseptual (abstrak),
3. Asas
holistik dan integratif, pembelajaran hendaknya tidak memilah-milah topik
pelajaran, guru harus memikirkan segala sesuatu yang akan dipelajari anak
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu,
4. Asas
kebermaknaan, pembelajaran hendaknya penuh makna dengan menciptakan banyak
proses manipulatif sambil bermain.
Model
pembelajaran terpadu tidak hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun
bisa juga digunakan untuk peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan
SMA/MA, karena pada hakikatnya model pembelajaran ini merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik dan otentik (Depdikbud: 1996:3).
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak
(student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping
itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam
satu proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu
juga memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
Salah satu
keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor
evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada
produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya
berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga
pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian
pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya.
Jadi,
pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan
mengemukakan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan
otentik.
B. Saran
Masalah
pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu
para pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model
pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas
yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Indrawati.
2009. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA).
0 Comments: