Tuesday, March 28, 2017
Pembelajaran Matematika Terpadu
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA TERPADU
MAKALAH
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika
Dosen:
Ibu Dina Dwi Santi Pratiwi, S.Pd., M.Pd
Di
Susun Oleh:
Kelompok
: 3
1. Diki
Dwiyana (113070115) 2A
2. Widiawati
(113070075) 2B
3. Reva
Laelatus Sifa (113070098) 2B
4. Ikhvana
Dwi Rionaldy (113070173) 2B
5.
Ita Yunita S (113070192) 2B
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUG JADI
CIREBON
2014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUG JADI
CIREBON
2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika yaitu
tentang “Pembelajaran Matematika Terpadu”.
Bersama
ini kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini, terutama kepada Allah SWT, Dosen pembimbing,
dan semua rekan yang telah ikut membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Dalam
penyusunan makalah ini tentu jauh dari sempurna, karenanya kami masih dalam
proses belajar. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita
semua dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya. Kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bisa
bermanfaat, baik bagi penyusun maupun yang lainnya.
Cirebon,
Desember 2014
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Peserta didik
yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan
usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ,
EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan
masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami
hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung
kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Saat ini,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –III untuk setiap mata
pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam
pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya
dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu.
Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu
sebagai suatu keutuhan (holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran
secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir
holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Dalam rangka
implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka
pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga
lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan
pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik
yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran
tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.
Di samping itu,
kurikulum 2013 yang juga menggunakan pendekatan
Tematik Terpadu. Tujuannya adalah agar siswa dapat mengembangkan diri dan kompetensinya
secara holistic dan bermakna. Pembelajaran tematik integratif, perlu didukung perangkat
pembelajaran Tematik Integratif yang berkualitas sehingga menumbuhkan kemampuan
berfikir kritis dan karakter positif. Sebagai calon tenaga pendidik merupakan
sesuatu yang perlu untuk mengetahui tentang kurikulum 2013, khususnya
pembelajaran tematik terpadu. Sehingga dalam penyusunan makalah ini, penyusun
berusaha memaparkan tentang pembelajaran tematik terpadu, yakni Pembelajaran
Matematika Terpadu.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran
terpadu?
2.
Bagaimanakah prinsip-prinsip dari
pembelajaran terpadu?
3.
Apakah ciri-ciri dari pembelajaran
terpadu?
4.
Apakah kelebihan dan kelemahan dari
pembelajaran terpadu?
5.
Mengapa pembelajaran terpadu penting
untuk diterapkan di tingkat sekolah dasar?
C. Tujuan
Penyusunan
1. Untuk
mendeskripsikan pengertian pembelajaran terpadu.
2. Untuk
mendeskripsikan prisip-prinsip dari pembelajaran terpadu.
3. Untuk
mengidentifikasi ciri-ciri dari pembelajaran terpadu.
4. Untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran terpadu.
5. Untuk
menguraikan alasan pentingnya pembelajaran terpadu untuk diterapkan di tingkat
sekolah dasar.
D. Manfaat
Penyusunan
Adapun
manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Dapat
dijadikan sebagai bahan bacaan mahasiswa calon guru SD.
2. Dapat
menunjang bahan mata kuliah Pembelajaran Terpadu.
3. Dapat
memberikan pengetahuan bagi pendidik khusunya untuk guru SD tentang model
pembelajaran terpadu.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pembelajaran Terpadu
Beberapa
pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar
pembelajaran terpadu diantaranya :
1. Menurut
Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi
pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam
suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum),
hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata
pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang
bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh
dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu
kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan
sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada
kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak
pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center
core / center of interest);
2. Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan
melibatkan atau mengkaitkan berbagai bidang studi, dan ada dua pengertian yang
perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran
terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.
Menurut
Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar
yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini
diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik
kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan
anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari
dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
sudah mereka pahami.
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan
menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally
Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang
menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur
intelektual anak.
Langkah
awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan
topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk
bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan
demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan
keputusan.
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan terpadu ini diharapkan akan dapat memperbaiki
kualitas pendidikan dasar, terutama untuk mencegah gejala penjejalan kurikulum
dalam proses pembelajaran di sekolah. Dampak negatif dari penjejalan kurikulum
akan berakibat buruk terhadap perkembangan anak. Hal tersebut terlihat dengan
dituntutnya anak untuk mengerjakan berbagai tugas yang melebihi kapasitas dan
kebutuhan mereka. Mereka kurang mendapat kesempatan untuk belajar, untuk
membaca dan sebagainya. Disamping itu mereka akan kehilangan pengalaman
pembelajaran alamiah langsung, pengalaman sensorik dari dunia mereka yang akan
membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak (Prabowo, 2000:3).
B. Prinsip-prinsip
Pembelajaran Terpadu
Berikut ini
dikemukakan pula prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1. Prinsip
penggalian tema,
a) Tema
hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan
banyak bidang studi,
b) Tema
harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan
bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya,
c) Tema
harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d) Tema
yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak,
e) Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi
dalam rentang waktu belajar,
f) Tema
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan
dari masyarakat,
g) Tema
yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip
pelaksanaan terpadu di antaranya :
a) Guru
hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam
proses belajar mengajar,
b) Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok,
c) Guru
perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan
dalam poses perencanaan.
3. Prinsip
evaluatif adalah :
a) Memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk
evaluasi lainnya,
b) Guru
perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam
kontrak.
4.
Prinsip reaksi
Dampak pengiring
(nuturan efek) yang penting bagi
perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru
harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan
ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna.
Waktu
pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam yaitu :
a) Pembelajaran
terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang
dijalankan cocok sekali diajarkan secara terpadu;
b) Pembelajaran
terpadu bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional,
dimana pelaksanaannya tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan
pembalajaran terpadu secara spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan
belajar sesuai kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata
pelajaran. Walaupun demikian guru tetap harus merencanakan keterkaitan
konseptual atau antar pelajaran, dan model jaring laba-laba memungkinkan
dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara spontan (tim pengembang PGSD,
1996);
c) Ada
pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara periodik, misalnya setiap
akhir minggu, atau akhir catur wulan. Waktu-waktunya telah dirancang secara
pasti;
d) Ada
pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari
tidak ada pembelajaran yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang
diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya masing-masing.
Pembelajaran
ini dikenal dengan istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali dengan
kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan
belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada
murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan
cara siswa memperoleh bantuan guru.
C. Ciri-ciri
Pembelajaran Terpadu
Hilda Karli dan
Margaretha (2002:15) mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu
sebagai berikut:
1. Holistik,
suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji
dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami suatu fenomena dari segala
sisi.
2. Bermakna,
keterkaitan antara konsep-konsep lain akan menambah kebermaknaan konsep yang
dipelajari dan diharapkan anak mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk
memecahkan masalah-masalah nyata di dalam kehidupannya.
3. Aktif,
pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan diskoveri-inquiri. Peserta
didik terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang secara tidak
langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
Sejalan
dengan itu, Tim Pengembang PGSD (1977:7) mengemukakan bahwa pembelajaran
terpadu memiliki ciri-ciri berikut ini.
1.
Berpusat pada anak
2.
Memberikan pengalaman langsung pada anak
3.
Pemisahan antara bidang studi tidak
begitu jelas
4.
Memyajikan konsep dari berbagai bidang
studi dalam suatu proses pembelajaran.
5.
Bersikap luwes
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang
sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
D. Pentingnya
Pembelajaran Terpadu Diterapkan Di Tingkat Sekolah Dasar
Piaget
mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak meliputi tahapan: (a)
sensori-motor, (b) pra operasional, (c) operasional konkrit, dan (d)
operasional formal. Anak-anak usia dini (2-8 th) berada pada tahapan pra
operasional dan operasional konkrit, sehingga kalau kita merujuk pada teori
ini, dalam praktik pembelajaran di kelas hendaknya guru memperhatikan ciri-ciri
perkembangan anak pada tahapan ini. Secara khusus pula para ahli psikologi
pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan anak usia dini bersifat
holistik; perkembangan anak bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang
satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Perkembangan
fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosional
ataupun sebaliknya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman,
kehidupan, dan lingkungannya.
Merujuk
pada teori-teori belajar, di antaranya teori Piaget, maka dalam pembelajaran di
jenjang SD kelas rendah hendaknya kita menggunakan pendekatan yang berorientasi
pada kebutuhan perkembangan anak (DAP atau Developmentally Appropiate
Practice). Penggunaan pendekatan DAP ini mengacu pada beberapa asas yang harus
diperhatikan oleh guru, yaitu:
1. Asas
kedekatan, pembelajaran dimulai dari yang dekat dan dapat dijangkau oleh anak,
2. Asas
faktual, pembelajaran hendaknya menapak pada hal-hal yang faktual (konkrit)
mengarah pada konseptual (abstrak),
3. Asas
holistik dan integratif, pembelajaran hendaknya tidak memilah-milah topik
pelajaran, guru harus memikirkan segala sesuatu yang akan dipelajari anak
sebagai suatu kesatuan yang utuh dan terpadu,
4. Asas
kebermaknaan, pembelajaran hendaknya penuh makna dengan menciptakan banyak
proses manipulatif sambil bermain.
Model
pembelajaran terpadu tidak hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun
bisa juga digunakan untuk peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan
SMA/MA, karena pada hakikatnya model pembelajaran ini merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun
kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara
holistik dan otentik (Depdikbud: 1996:3).
E. Kelebihan
dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu memiliki kelebihan dibandingkan dengan pendekatan konvensional, yaitu
sebagai berikut.
1. Pengalaman
dan kegiatan belajar peserta didik akan selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak.
2. Kegiatan
yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3. Seluruh
kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta didik sehingga hasil belajar akan
dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran
terpadu menumbuhkembangkan keterampilan berpikir dan sosial peserta didik.
5. Pembelajaran
terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis dengan permasalahan yang
sering ditemui dalam kehidupan/lingkungan riil peserta didik.
6. Jika
pembelajaran terpadu dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja sama antar
guru bidang kajian terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, peserta didik/guru dengan nara sumber; sehingga belajar lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih
bermakna.
Di
samping ada kelebihan di atas, pembelajaran terpadu memiliki kelemahan,
terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi
yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak
hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas
(ttg:9) mengidentifikasi beberapa kelemahan pembelajaran terpadu antara lain
dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut.
1. Aspek
Guru
Guru harus berwawasan
luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa
percaya diri yang tinggi dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara
akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar
penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja.
2. Aspek
Peserta Didik
Pembelajaran terpadu
memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan
mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka
penerapan pembelajaran terpadu juga akan terlambat.
3. Aspek
Kurikulum
Kurikulum harus luwes,
berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada
pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam
mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik.
4. Aspek
Penilaian
Pembelajaran terpadu
memerlukan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan
keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang
dipadukan.
5. Aspek
Suasana Pembelajaran
Pembelajaran terpadu
berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya
bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengerjakan sebuah tema, maka
guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut
sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu
sendiri.
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa ciri yaitu : berpusat pada anak
(student centered), proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman
langsung, serta pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas. Disamping
itu pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu
proses pembelajaran. Kecuali mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu juga
memberikan hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
Salah satu
keterbatasan yang menonjol dari pembelajaran terpadu adalah pada faktor
evaluasi. Pembelajaran terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada
produk, tetapi juga pada proses. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya
berorientasi pada dampak instruksional dari proses pembelajaran, tetapi juga
pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut. Dengan demikian
pembelajaran terpadu menuntut adanya teknik evaluasi yang banyak ragamnya.
Jadi,
pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan
mengemukakan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan
otentik.
B. Saran
Masalah
pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu
para pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model
pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas
yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Indrawati.
2009. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat Pengembangan
dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA).
Contoh RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Matematika SMP Kelas 8
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP
ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII
/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke : 1
1.
Standar
Kompetensi
Memahami bentuk aljabar,
relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.
2.
Kompetensi
Dasar
Memahami relasi dan fungsi
3.
Indikator
1. Menyebutkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi
2. Menyatakan suatu relasi
4.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, murid dapat :
1. Menyebutkan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
relasi
2. Menyatakan suatu relasi
5.
Muatan IMTAK
Artinya:
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan.
Yang demikian itu karena kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi
tanpa alas an yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan
melampaui batas." (Q.S. Ali Imran/3:112)
6.
Materi
Pembelajaran
1.
Menjelaskan
pengertian relasi.
2. Menyatakan relasi.
7.
Metode Pembelajaran
Model
pembelajaran : kooperatif
learning tipe STAD
Pendekatan pembelajaran : Realistik
Metode: Ekspositori, dan tanya jawab.
8.
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan
|
Kegiatan
|
Alokasi
Waktu
|
|
Guru
|
Siswa
|
||
Pendahuluan
|
Apersepsi
1.
Mengucapkan salam
2.
Perkenalan
dengan siswa
3.
Mengecek keadaan
kelas dan keadaan siswa
4.
Memberikan motivasi berupa
tes konsentrasi.
5.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
6.
Menjelaskan model
pembelajaran yang digunakan
7.
Mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan materi sebelumnya dan materi relasi dalam kehidupan
sehari-hari.
|
1. Menjawab
salam
2. Mendengarkan dengan baik
3. Merespon
dengan baik, dan memberitahu guru jika ada siswa lain yang tidak hadir.
4. Mendengarkan
dengan baik dan mencermati penjelasan guru dengan disiplin.
5. Mendengarkan
dengan baik dan mencermati tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
dengan disiplin.
6. Siswa
memperhatikan, menyimak dan memahami apa yang disampaikan guru
7. mencermati
penjelasan guru serta menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru dengan
kreatif.
|
15 menit
|
Inti
|
Mengintruksikan
siswa untuk duduk berdasarkan kelompoknya (agar kemampuan siswa di setiap
kelompok rata dan heterogen, guru membantu membentuk kelompok).
Eksplorasi
Memberi tugas yang akan dikerjakan secara
berkelompok, yaitu tentang kehidupan sehari-hari siswa yang berkaitan dengan
relasi.
.
Elaborasi
·
Membantu kelompok
yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dengan cara memberikan pertanyaan
arahan sehingga siswa dalam kelompok sendiri yang berhasil memecahkan masalah
tersebut.
·
Menunjuk secara acak
perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas.
Konfirmasi
·
Mengajak siswa untuk mengecek
kembali informasi yang diperoleh dari hasil diskusi dan memberikan pelurusan
mengenai hasil diskusi siswa jika ada konsep yang keliru atau belum dapat
dipahami sampai mendapatkan kesimpulan yang benar.
·
Memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa yang masih merasa kurang jelas atau kurang mengerti.
·
Kelompok yang paling aktif
diberikan penguatan oleh guru.
|
Mencari anggota
kelompok masing-masing dengan disiplin dan duduk berdasarkan kelompoknya.
Eksplorasi
Mendengarkan dan mencatat tugas yang diberikan guru, kemudian
mengerjakannya bersama teman kelompoknya.
Elaborasi
·
Menanyakan masalah-masalah yang
ditemui dalam menyelesaikan soal-soal kepada teman yang sudah paham ataupun guru.
·
Perwakilan kelompok yang
ditunjuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan siswa yang lain
mencermati presentasi dengan rasa ingin tahu, berani berpendapat, aktif
bertanya,dan teliti.
Konfirmasi
·
Mengecek kembali informasi yang
diperoleh dari hasil diskusi dan menanyakan mengenai hal yang belum dipahami
atau masih diragukan dari hasil diskusi.
·
Mengajukan pertanyaan dan
mencermati penjelasan guru dengan rasa ingin tahu.
·
Memberi apresiasi kepada kelompok
yang paling aktif.
|
50 Menit
|
Penutup
|
1.
Menuntun siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
2.
Memberikan pekerjaan rumah
berupa latihan-latihan soal pada buku paket matematika YPI
kelas VIII halaman 27 Latihan
1 nomor 1-5
3.
Menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya.
|
1. Siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Mencatat tugas yang diberikan oleh guru.
3. Mendengarkan dengan baik dan mencermati penjelasan guru dengan
disiplin
|
15 menit
|
9.
Sumber,
Alat, dan Media Pembelajaran
1.
Sumber :
-
Buku paket matematika kelas VIII SMP Islam Al-azhar
-
Buku paket
mandiri matematika SMP kelas VIII, Karangan Kurniawan
2.
Alat: Spidol, papan tulis dan penghapus papan
3.
Media : power point
10.
Penilaian Hasil Belajar
1.
Teknik
Penilaian :
a.
Soal
pemanasan (individu)
b.
Penugasan
terstruktur (kelompok)
c.
Tugas
individu (pekerjaan rumah)
2.
Bentuk
Penilaian :
a.
Essay
b.
Essay
c.
Essay
3.
Instrumen
Penilaian :
a.
Soal Pemanasan (2 menit) (Individu)
Tulislah anggota
dari himpunan A tersebut?
b.
Soal
Diskusi Kelompok
Buatlah contoh
relasi dalam kehidupan sehari-hari, dan nyatakan relasi tersebut kedalam 3
cara.
1.
Kel 1 : Relasi
“Anggota Ekskul”
2.
Kel 2 : Relasi
“Makanan Favorit”
3.
Kel 3 : Relasi
“Golongan Darah”
4.
Kel 4 : Relasi
“Minuman Favorit”
5.
Kel 5 : Relasi
“Olahraga Favorit”
Cirebon,
18 Agustus 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Guru Praktikan
Iwan Supriadi, S.Pd Widiawati
NBA. 0812072010
NPM. 113070075
Mengetahui,
Kepala Sekolah
M. Imam Gozali, S.Pd., MM
NBA. 08420195
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP
ISLAM AL-AZHAR 5 CIREBON
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII
/ 1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Pertemuan Ke : 3
A.
Standar
Kompetensi
1.
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan
persamaan garis lurus.
B.
Kompetensi
Dasar
1.1 Memahami relasi dan fungsi
C.
Indikator
1. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
2. Menghitung nilai fungsi
D.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran, murid dapat :
1. Menyatakan suatu fungsi dengan notasi
2. Menghitung nilai fungsi
E.
Muatan IMTAK
Artinya:
“Hai Nabi,
kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang
sabar diantara kamu, niscaya akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan
jika ada seratus orang yang sabar di antara kamu, niscaya akan mengalahkan
seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak
mengerti” (QS Al-Anfal : 65)
F.
Materi
Pembelajaran
Notasi, Rumus dan Nilai Fungsi
Sebuah fungsi dari himpunan A
ke himpunan B dapat dinotasikan sebagai berikut:
f : A → B
|
f : A → B dibaca fungsi memetakan himpunan A ke himpunan B
Jika x anggota himpunan A maka
pasangan x dalam himpunan B dinyatakan dengan f(x).
f : x → f(x)
|
Variabel x merupakan variabel
bebas sedangkan variabel y = f(x) merupakan variabel bergantung.
Maka suatu fungsi dapat
dinyatakan dengan rumus f(x) = y
Dengan x adalah anggota domain
dan y adalah nilai fungsi / bayangan fungsi.
Contoh:
1.
Suatu
fungsi ditentukan oleh
f : x → x2
– 2x
dengan domain
{1,2,3,4}
a.
Tentukan
rumus fungsi
b.
Tentukan
rangenya.
Penyelesaian:
a.
f(x)
= x2 – 2x
b.
f(1)
= 12 – 2(1) = -1
f(2) = 22 –
2(2) = 0
f(3) = 32
– 2(3) = 3
f(4) = 42
– 2(4) = 8
range =
{-1,0,3,8}
2.
Diketahui
suatu fungsi f(x) = 3x2 – 2x + 1, maka tentukan bayangan dari 3!
Penyelesaian:
f(x) = 3x2
– 2x + 1
f(3) = 3(3)2
– 2(3) + 1 = 22
3.
Suatu
fungsi f(x) = 10 – 2x, tentukan nilai dari f(-3) + f(4)!
Penyelesaian :
f(x) = 10 – 2x
f(-3) = 10 – 2(-3)
= 16
f(4) = 10 – 2(4) =
2
jadi, f(-3) + f(4)
= 16 + 2 = 18
4.
Diketahui f(x) =
2x + 3, jika f(a) = 17, carilah nilai a.
Penyelesaian :
f(x) = 2x + 3
f(a) = 2(a) + 3
17 = 2.a + 3
17 – 3 = 2.a
14 = 2.a
a =
5.
Diketahui f(x) =
ax + b. jika f(2) = 1 dan f(4) = 5, Hitunglah nilai f(10) .
Penyelesaian :
f(x) = ax + b
f(2) = a.2 + b =
1 jadi 2a + b = 1
a + b = 5 -
-2a = - 4
a = 2
a = 2
2a + b = 1
2(2) + b = 1
4 + b = 1
b = 1 – 4 = -3
jadi, f(x) = 2x – 3
maka f(10) = 2(10) – 3 = 17
G. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran :
kooperatif learning tipe make a match
Metode: Ekspositori
dan penugasan terstruktur.
H.
Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
||
Guru
|
Siswa
|
|||
Pendahuluan
|
Apersepsi
|
20
Menit
|
||
Mengucapkan salam.
|
Siswa menjawab salam.
|
|||
Mengecek keadaan kelas, alat
pembelajaran dan kesiapan siswa untuk belajar.
|
Siswa menyiapkan kesiapan ruangan,
alat pembelajaran dan peralatan belajar dengan disiplin.
|
|||
Guru memimpin doa.
|
Siswa berdoa sebelum belajar.
|
|||
Guru mengabsen kehadiran siswa.
|
Merespon dengan baik, dan memberitahu
guru jika ada siswa lain yang tidak hadir.
|
|||
Guru
memberikan soal pemanasan tentang materi sebelumnya
|
Siswa
mencatat soal yang diberikan guru
|
|||
Guru
memberikan waktu selama 3 menit untuk siswa menjawab soal pemanasan.
|
Siswa
mengerjakan soal pemanasan.
|
|||
Setelah
3 menit guru memberikan aba-aba kepada siswa untuk mengumpulkan jawabannya.
|
Siswa
mengumpulkan jawaban.
|
|||
Guru
memeriksa jawaban siswa, dan jika jawabannya benar mendapat nilai + 2.
|
Siswa
menunggu guru memeriksa jawabannya dengan disiplin.
|
|||
Guru
membahas soal pemanasan.
|
Siswa
mendengarkan dan menyimak penjelasan guru.
|
|||
Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
dengan materi sebelumnya dan materi tentang fungsi.
|
Mencermati penjelasan guru serta
menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru dengan kreatif.
|
|||
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
|
Mendengarkan dengan baik dan
mencermati penjelasan guru dengan disiplin.
|
|||
Guru
memberikan motivasi kepada siswa, manfaat beserta ayat Al-Qur’an dari materi
yang akan dipelajari.
|
Siswa
menyimak motivasi dan manfaat ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan materi
yang diberikan
|
|||
Inti
|
Eksplorasi
|
50 Menit
|
||
Menjelaskan kepada siswa tentang notasi, rumus, dan mencari nilai
fungsi dan memberikan contoh soal.
|
Siswa menyimak penjelasan yang dipaparkan guru mengenai notasi, rumus,
dan mencari nilai fungsi dan contoh soalnya.
|
|||
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang
telah dijelaskan
|
Siswa berkesempatan bertanya tentang materi yang kurang dipahami.
|
|||
Elaborasi
|
||||
Memberi
penjelasan mengenai model pembelajaran yang akan dilakukan.
|
Menyimak penjelasan dari guru mengenai model pembelajaran yang akan
dilakukan.
|
|||
Membagi
kelas menjadi dua kelompok, yang terdiri dari kelompok kartu hijau dan kelompok kartu
kuning.
|
Siswa membentuk kelompok menjadi dua kelompok, yang terdiri dari
kelompok kartu hijau dan kelompok kartu kuning.
|
|||
Guru
menjelaskan tata cara bermain permainan tersebut. Di mana kartu hijau terdapat soal
tentang mencari nilai fungsi, dan kartu kuning terdapat jawabannya. Jadi satu
kartu hijau hanya ada satu
pasangannya di kartu kuning. Dan nanti ketika semua siswa telah mengetahui
pasangan dari kartunya dan menemukan pasangannya maka pasangan tersebut harus
lapor kepada guru dengan waktu yang cepat. Dan siswa yang menemukan
pasangannya dalam waktu yang telah ditentukan akan mendapat masing-masing
dua bintang.
|
Siswa menyimak dan memperhatikan penjelasan guru
|
|||
Guru
membagikan kartu sesuai dengan kelompoknya, kartu hijau yang berisi soal
dibagikan kepada siswa yang berkelompok hijau, dan kartu kuning yang berisi jawaban
dibagikan kepada siswa yang berkelompok kuning.
|
Siswa menerima kartu sesuai dengan kelompoknya.
|
|||
Guru
memberikan waktu 5 menit kepada siswa untuk mencari tau atau mengerjakan soal
berapakah angka yang merupakan pasangan dari kartu yang masing-masing siswa
miliki.
|
Siswa mengerjakan soal untuk mencari tau angka berapakah yang akan menjadi
pasangannya
|
|||
Setelah
waktu 5 menit telah habis guru memberi aba-aba kepada siswa untuk segera
mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya dengan batas waktu satu menit.
|
Siswa mencari pasangan dari kartu yang dimilikinya.
|
|||
Guru
mengecek siswa yang menemukan pasangannya dalam waktu kurang dari satu menit.
|
Siswa yang menemukan pasangannya langsung menghadap guru.
|
|||
Guru
memberi masing-masing dua bintang
kepada pasangan yang kepada pasangan yang menghadap guru kurang dari
atau pas satu menit.
|
Pasangan siswa yang paling cepat sesuai waktu yang telah ditentukan
masing-masing mendapat 2 bintang.
|
|||
Konfirmasi
|
||||
Memberi
kesempatan bertanya kepada siswa bila ada materi atau jawaban yang belum
dimengerti
|
Bertanya
bila ada materi atau jawaban yang belum dimengerti
|
|||
Penutup
|
Guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
|
Siswa
merespon guru mengenai pembelajaran yang telah berlangsung
|
10
Menit
|
|
Menuntun siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
|
Siswa
menyimpulkan materi yang telah dipelajari
|
|||
Memberikan pekerjaan
rumah berupa latihan-latihan soal.
|
Mencatat tugas yang
diberikan oleh guru.
|
|||
Menyampaikan rencana
pembelajaran pertemuan berikutnya.
|
Mendengarkan
dengan baik dan mencermati penjelasan guru dengan disiplin
|
|||
Menutup
membelajaran dengan doa dan mengucapkan salam.
|
Siswa
berdoa dan menjawab salam dari guru.
|
|||
I.
Sumber,
Alat, dan Media Pembelajaran
1. Sumber :
-
Buku paket matematika kelas VIII SMP Islam Al-azhar
-
Buku paket
mandiri matematika SMP kelas VIII, Karangan Kurniawan
2.
Alat:
Spidol, papan tulis dan penghapus papan
3.
Media : Kertas warna hijau dan kuning, power point
J.
Penilaian Hasil Belajar
2.
Teknik
Penilaian :
a.
Soal
pemanasan
b.
Penugasan
terstruktur
c.
Tugas
individu
3.
Bentuk
Instrumen :
a.
Essay
b.
Memasangkan
c.
Essay
4.
Instrumen
Penilaian :
a.
Soal
pemanasan
Diketahui: P =
{Bilangan ganjil antara 4 dan 10}
Q = {Bilangan prima kurang dari 12}
Tentukan
banyaknya pemetaan yang mungkin dari himpunan Q ke P!
b.
Penugasan
terstruktur
1.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(5)!
2.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(7)!
3.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 7, tentukan bayangan 2 oleh fungsi f(x).
4.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(4)!
5.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(6)!
6.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 7, tentukan bayangan 4 oleh fungsi f(x).
7.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(3)!
8.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai dari f(5)!
9.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 7, tentukan bayangan 3 oleh fungsi f(x).
10. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(4)!
11. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(8)!
12. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 2x + 3. Bila nilai f(a) =
17 maka tentukan nilai dari a.
13. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(2)!
14. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(-2)!
15. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 3x – 3. Bila nilai f(a) =
9 maka tentukan nilai dari a.
16. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(5)!
17. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 2x – 1 . Bila nilai f(a) =
17 maka tentukan nilai dari a.
c.
Tugas
individu (pekerjaan rumah)
1.
Jika diketahui f
(x – 3) = 2x + 5, maka tentuka nilai dari f(4)!
2.
Jika f(x) = 3x –
2, maka tentukan rumus dari f(2p + 4) !
5.
Rubrik
penilaian :
a.
Soal
pemanasan
Diketahui: P =
{Bilangan ganjil antara 4 dan 10}
Q = {Bilangan prima kurang dari 12}
Tentukan banyaknya pemetaan
yang mungkin dari himpunan Q ke P!
Penyelesaian
:
P = {5,7,9}
Q = {2,3,5,7,11}
Banyaknya anggota himpunan P = n(P) = 3
Banyaknya anggota himpunan Q = n(Q) = 5
Maka banyaknya fungsi yang terjadi dari Q ke P adalah
Jika
jawaban benar maka nilainya + 2
b.
Penugasan
terstruktur
1.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(5)!
Dipasangkan dengan 5
2.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentuka nilai dari f(7)!
Dipasangkan dengan 9
3.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 7, tentukan bayangan 2 oleh fungsi f(x).. Dipasangkan dengan -3
4.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentukan nilai dari f(4)!
Dipasangkan dengan 3
5.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 5, tentuka nilai dari f(6)!
Dipasangkan dengan 7
6.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 7, tentukan bayangan 4 oleh fungsi f(x).. Dipasangkan dengan 1
7.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x + 5, tentuka nilai dari f(7)!
Dipasangkan dengan 19
8.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai dari f(5)!
Dipasangkan dengan 21
9.
Diketahui
sebuah fungsi f(x) = 2x – 7, tentukan bayangan 3 oleh fungsi f(x).. Dipasangkan dengan -1
10. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(4)!
Dipasangkan dengan 17
11. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(8)!
12. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 2x + 3. Bila nilai f(a) =
17 maka nilai dari a adalah... Dipasangkan
dengan 7
13. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 2, tentukan nilai
dari f(2)!
Dipasangkan dengan 10
14. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 1, tentukan nilai
dari f(-2)!
Dipasangkan dengan -7
15. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 3x – 3. Bila nilai f(a) =
9 maka nilai dari a adalah.... Dipasangkan
dengan 4
16. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 4x + 2, tentukan nilai
dari f(5)!
Dipasangkan dengan 22
17. Diketahui sebuah fungsi f(x) = 2x – 5 . Bila nilai f(a) =
17 maka nilai dari a adalah... Dipasangkan
dengan 11
Penskoran di lihat
dari siswa yang dapat menemukan pasangannya dalam waktu satu menit, pasangan
yang termasuk ke dalam kriteria mendapatkan bintang masing-masing 1.
c.
Tugas
individu (pekerjaan rumah)
1.
Jika diketahui f
(x – 3) = 2x + 5, maka tentuka nilai dari f(4)!
Penyelesaian :
f (x – 3) = 2x + 5
=
2 (x – 3) + 5
=
2x – 6 + 5
=
2x – 1
Fungsinya
menjadi f(x) = 2x – 1
Jadi
f(4) = 2(4) – 1 = 7 Skor 20
2.
Jika f(x) = 3x –
2, maka tentukan rumus dari f(2p + 4) !
Penyelesaian :
f(x) = 3x – 2
f(2p + 4) = 3(2p
+ 4) – 2
= 6p + 12 – 2
= 6p + 10 Skor 20
Total skor =
Cirebon,
Agustus 2016
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Guru Praktikan
Iwan Supriadi, S.Pd Widiawati
NBA. 0812072010
NPM. 113070075
Mengetahui,
Kepala Sekolah
M. Imam Gozali, S.Pd., MM
NBA. 08420195